Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sikap Mendua AS dan Konflik China-Taiwan yang Kian Panas

  • Oleh ANTARA
  • 01 Januari 2022 - 05:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Tahun 2021 menandai ketegangan yang semakin meningkat dalam hubungan China dengan Taiwan, pulau yang hanya dipisahkan selat selebar 180 km dengan daratan China.

Dunia khawatir situasi keamanan di Selat Taiwan bakal semakin keruh lalu memantik konflik senjata yang mengundang keterlibatan negara-negara lain, terutama Amerika Serikat dan sekutunya.

Sejak awal tahun, pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen telah menawarkan diri untuk berdialog dengan China asalkan Beijing bersedia menghindari konfrontasi.

Konfrontasi yang dimaksud Tsai adalah meningkatnya aktivitas militer China, termasuk operasi jet-jet tempur di atas Selat Taiwan dalam beberapa bulan sebelumnya.

Tawaran dialog Tsai ditolak mentah-mentah oleh China yang menyebutnya sebagai "tipu muslihat". Beijing menilai akar masalahnya bukan pada dialog, tapi keengganan Taiwan untuk mengakui bahwa mereka adalah bagian tak terpisahkan dari China.

Sejak terpilih pertama kali sebagai pemimpin Taiwan pada 2016, Tsai dipandang oleh Beijing sebagai separatis yang berniat memerdekakan Taiwan dari China.

Misi berkali-kali oleh angkatan udara China di Selat Taiwan adalah respons kemarahan Beijing terhadap hubungan Washington dengan Taipei yang kian mesra.

China menganggap dukungan Amerika Serikat, termasuk penjualan senjata ke Taiwan sejak era Presiden Donald Trump, sebagai modal awal bagi Taipei untuk memperjuangkan kemerdekaannya.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa AS memainkan "peran ganda" dalam konflik China-Taiwan. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taipei dan mengakui Prinsip Satu China, Washington kerap mengambil langkah yang membuat Beijing berang.

Ketika Trump berencana mengutus duta besar AS untuk PBB untuk mengunjungi Taiwan pada pertengahan Januari, China mengatakan bahwa AS "sedang bermain dengan api".

"...siapa pun yang bermain dengan api akan terbakar. Amerika Serikat akan membayar mahal untuk tindakan yang salah ini," kata misi China di PBB seperti dikutip Reuters.

Berita Terbaru