Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Musirawas Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

KSP: Pemerintah Perkuat Faskes untuk Hadapi Kenaikan Kasus COVID-19

  • Oleh ANTARA
  • 12 Februari 2022 - 15:30 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti memastikan Pemerintah telah memperkuat layanan fasilitas kesehatan (faskes) untuk menghadapi kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron.

Brian Sri Prahastuti mengatakan bahwa penguatan faskes, baik untuk rujukan (rumah sakit) maupun primer (puskesmas, klinik, dan telemedisin).

"Kapasitas layanan faskes tergantung pada jumlah nakes, ketersediaan obat, dan alkes, termasuk jumlah tempat tidur, ICU, ventilator, dan oksigen. Nah, ini semua sudah diperkuat agar seimbang dengan jumlah kasus yang ditangani," kata Brian dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Brian menegaskan bahwa faskes-faskes rujukan saat ini sudah menambah kapasitas tempat tidur dan ICU dengan membuat tenda RS darurat dan mengonversi ruang rawat biasa menjadi ruang isolasi COVID-19 dan ICU. Selain itu, juga ada penambahan stok obat dan alat kesehatan.

"Jumlah nakes, baik dokter maupun perawat, terus ditambah dengan pengaturan sif sedemikian rupa. Dengan demikian, jika ada nakes yang kelelahan atau terpapar, bisa segera teratasi," tutur Brian.

Untuk faskes primer, kata Brian, lebih difokuskan pada penanganan dan pantauan pasien tanpa gejala dan bergejala ringan.

"Dengan begitu RS hanya menangani kasus sedang, berat, dan kritis. Ini strateginya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Brian juga mengungkapkan bahwa Pemerintah mengaktifkan kembali pembiayaan kasus COVID-19 untuk insentif nakes, penyediaan obat, dan perawatan pasien COVID-19, termasuk merekrut dokter untuk ditempatkan di RS darurat, RSUD, dan puskesmas.

Untuk memastikan upaya pemerintah berjalan sesuai dengan harapan, Kantor Staf Presiden terus melakukan pemantauan dan verifikasi lapangan terkait dengan kesiapan faskes, kecukupan obat, dan alat kesehatan.

"Kami juga akan kawal kesiagaan satgas di pusat dan daerah, terutama untuk potensi terjadinya krisis," ujar Brian.

Berita Terbaru