Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Halmahera Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kemenkop: Realisasi KUR per 22 Februari Sebesar Rp46,03 Triliun

  • Oleh ANTARA
  • 24 Februari 2022 - 11:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Asisten Deputi Pembiayaan Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Irene Swa Suryani mengatakan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per 22 Februari 2022 sebesar Rp46,03 triliun yang diberikan kepada 1,08 juta debitur.

“Untuk KUR Mikro sebesar Rp31,47 triliun kepada 921.609 debitur, KUR kecil/khusus sebesar Rp13,65 triliun kepada 60.89 debitur, dan KUR Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebesar Rp53 juta kepada 3 debitur,” ujarnya saat mengikuti kegiatan sosialisasi program KUR di Pandeglang, Banten, sebagaimana dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu.

Dalam kesempatan tersebut, Irene memberikan sosialisasi tentang KUR untuk memberikan persepsi dan pemahaman kepada pelaku usaha mikro terkait program ini, serta memperluas penyaluran KUR bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Pandeglang.

Hingga saat ini, realisasi penyaluran KUR di Pandeglang per 22 Februari sesar Rp78,89 miliar kepada 2.073 debitur.

"Potensi besarnya penyaluran KUR tentunya akan bermanfaat dan memberikan dampak positif yang dapat dirasakan oleh seluruh pelaku usaha mikro di Pandeglang," kata dia.

Lebih lanjut, pihaknya mengharapkan pelbagai pemangku kepentingan dapat berperan aktif dalam penyaluran KUR.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang, Suaedi Kurdiatna menyatakan program KUR berkontribusi dalam memperkuat kemampuan permodalan UMKM.

“Terutama dalam pengembangan sektor riil dan pembiayaan UMKM yang berimbas kepada pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Suaedi.

Berdasarkan data Dinas Koperasi UMKM setempat pada 2021, di Pandeglang terdapat 230.989 UMKM dengan rincian 189.660 usaha mikro dan 41.329 usaha kecil.

Namun, UMKM di Pandeglang disebut masih menghadapi beberapa permasalahan.

Antara lain rantai pasok yang pendek, keterbatasan akses permodalan, kompetensi sumber daya manusia dalam kegiatan produksi masih rendah, promosi produk unggul masih kurang, hingga belum tersedia sistem informasi database UMKM dengan perusahaan.

ANTARA

Berita Terbaru