Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Lamongan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Apkasindo Klaim Harga TBS Petani Naik Usai Larangan Ekspor CPO Dicabut

  • Oleh ANTARA
  • 21 Mei 2022 - 06:20 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengeklaim harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani mulai naik usai kebijakan pencabutan larangan ekspor yang akan berlaku pada 23 Mei mendatang.

"Hari ini harga TBS sudah naik mencapai harga yang lumayan, kalau untuk petani swadaya itu sudah Rp2.000 per kg, untuk petani plasma itu Rp2.500 per kg. Namun demikian masih di bawah harga standar yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Gulat di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya harga TBS di tingkat petani anjlok selama kebijakan pelarangan ekspor sementara untuk CPO dan minyak goreng. Harga TBS di tingkat petani hanya ada di kisaran Rp1.500 hingga Rp1.600 per kg.

Gulat menyampaikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo yang memutuskan untuk membuka kembali kran ekspor CPO dan minyak goreng. Dia menilai bahwa Presiden merespons keresahan petani sawit yang sebelumnya melakukan aksi keprihatinan dengan turun ke jalan pada Selasa (17/5), terkait rendahnya harga TBS.

"Tentu kami memberikan apresiasi kepada pak presiden yang merespons dengan cepat," kata Gulat.


Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (19/5), mengumumkan kebijakan pemerintah untuk membuka kembali ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai 23 Mei 2022, setelah sempat dilarang sejak 28 April lalu.

"Berdasarkan pasokan dan harga minyak goreng saat ini, serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit baik petani, pekerja, dan juga tenaga pendukung lainnya, maka saya memutuskan bahwa ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022," kata Presiden.

Presiden menjelaskan bahwa ia sendiri dan jajarannya terus melakukan pemantauan sekaligus mendorong berbagai langkah untuk memastikan ketersediaan minyak goreng bagi masyarakat, sejak larangan ekspor diberlakukan bulan lalu.

Menurut Presiden, kebutuhan nasional untuk minyak goreng curah sekira 194 ribu ton per bulan, tetapi pada Maret sebelum larangan ekspor diberlakukan, pasokan yang ada di pasar domestik hanya mencapai 64,5 ribu ton.

ANTARA

Berita Terbaru