Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kepulauan Anambas Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Legislator Minta Impor Daging dari Daerah Rawan PMK Disetop

  • Oleh ANTARA
  • 04 Juni 2022 - 11:20 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta impor daging sapi dan kerbau dari daerah yang masih rawan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) disetop untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit hewan tersebut.

Dedi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan, pemberhentian impor daging tersebut karena sampai saat ini belum diketahui penyebab masuknya virus PMK ke Indonesia yang telah bebas dari penyakit tersebut selama 30 tahun.

"Kan sampai hari ini PMK kita ini berasal dari negara mana belum ada. Dari impor daging sapi kah, daging kerbau kah Belum ada. Nah, yang paling utama kita meminta seluruh impor daging sapi dan kerbau dari daerah yang rawan PMK, yang belum bebas PMK nggak boleh lagi,” kata Dedi.

Negara-negara yang belum bebas PMK yakni Brazil, India, dan Ethiopia. Sementara negara yang berada di wilayah Asia Tenggara dan masih belum bebas PMK yakni Malaysia dan Thailand. Sementara untuk negara pengimpor sapi dan daging yang sudah bebas PMK antara lain Australia dan Selandia Baru.

Menurutnya, penanganan PMK perlu dipercepat menjelang Idul Adha guna menjaga persediaan hewan ternak dan keamananya di pasaran.

Ia berpendapat saat ini belum ada penanganan yang dilakukan terkait peraturan distribusi hewan ternak. “Sampai hari ini kan kita tidak melihat bagaimana langkah-langkah di lapangan yang dilakukan terhadap distribusi sapi-sapi yang di daerah yang sudah terpapar kan Tidak terlihat penyekatan, kemudian juga pemusnahan dengan penggantian kan belum ada sampai hari ini,” kata Dedi.

Dedi mengkhawatirkan apabila ada hewan ternak yang terpapar PMK yang bergerak dari satu kota ke kota lainnya melalui pergerakan distribusi hewan ternak.

“Sampai sekarang kan mana sih ada mobil lewat bawa sapi diberhentikan di jalan untuk kemudian diperiksa, sudah divaksin apa belum Untuk vaksin kan belum ada, hasil pemeriksaan dokternya benar nggak, negatif. Kan enggak ada. Gimana enggak khawatir" kata Dedi.

ANTARA

Berita Terbaru