Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Gunung Sitoli Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kabid Diduga Pelaku Pelecehan Sering Wawancara KIP Kuliah di Ruang Tertutup

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 05 Juli 2022 - 06:16 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Kabid sosial berinisial SN sering melakukan wawancara maupun verifikasi administrasi kepada calon peserta Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah di ruang kerjanya dengan pintu tertutup.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Sosial atau DPMDSos Kabupaten Barito Timur, Barnusa saat dikonfirmasi terkait informasi dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum kabid tersebut, Senin 4 Juli 2022.

Selain itu akibat banyaknya peminat yang mengajukan KIP Kuliah proses verifikasi administrasi dan wawancara seringkali melampaui jam kerja atau setelah pegawai yang lain pulang.

"Sebagai pimpinan langsung saya turut bersalah karena ada proses yang seharusnya dilakukan untuk menghindari kejadian pelecehan tersebut," kata Barnusa menyesalkan kejadian pelecehan yang menjadi perhatian luas masyarakat Barito Timur saat ini.

"Kejadian ini terjadi saat saya berada di Yogyakarta mengawal kontingen pesparawi. Senin lalu saat saya masuk kerja baru saya mendapatkan berita itu," imbuhnya.

Barnusa kemudian memanggil SN dan mendengarkan pengakuannya serta memberikan pengarahan agar prosedur pengurusan KIP Kuliah jangan lagi dilakukan di ruangan tertutup atau pintu tertutup serta juga jangan di luar jam kantor.

"Kalau dilakukan di luar jam kantor itulah yang kadang-kadang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena pegawai yang lain sudah pulang. Jadi tiga hal itu yang saya kontrol yaitu pertama prosedur dan yang kedua etika dan yang ketiga jam kantor. Kalau memang sudah melewati jalur itu silakan saja," ujarnya.

Sedangkan terkait kemungkinan sanksi yang akan dijatuhkan kepada SN, menurut Barnusa hal tersebut merupakan kewenangan sekretaris daerah atau Sekda.

"Jadi sanksi merupakan kewenangan Sekda, itupun dengan ditindaklanjuti dengan melihat fakta di lapangan," jelasnya.

Saat dikonfirmasi terpisah oleh Borneonews, orang tua korban mengakui bahwa SN bersama keluarga sudah meminta maaf dan meminta penyelesaian secara kekeluargaan. Hal tersebut yang menjadi alasan belum melaporkan ke kepolisian. (BOLE MALO/B-6)

Berita Terbaru