Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kepulauan Meranti Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Nelayan di Kobar Mengeluh Sulit dan Mahalnya Solar

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 09 September 2022 - 21:40 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Naiknya bahan bakar (BBM) subsidi telah berdampak pada hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat. Seperti halnya yang dialami sebagian besar nelayan tradisional di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Kini, mereka dalam kondisi sulit. Selain harga yang naik, para nelayan tradisional ini juga mengeluhkan sulitnya mendapat BBM solar subsidi.

"Solar saat ini susah didapat. Kadang dua hari ke laut, lima hari kita nggak melaut karena tergantung minyak juga, ditambah lagi harganya yang juga mahal," kata seorang nelayan, Marzuki saat dikonfirmasi belum lama ini.

Marzuki mengeluh dengan kondisi langka dan tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, yang mencapai Rp 15.000 per liter di pengecer.

Marzuki mengatakan, selain harganya yang tinggi di tingkat pengecer, solar bersubsidi juga sulit didapatkan, sehingga ia sudah hampir sepekan tidak melaut.

"Sekali berangkat ke tengah laut mencari ikan, memerlukan sedikitnya lima drum dengan masing-masing drum isi 200 liter solar, dan itu untuk kebutuhan satu minggu di laut," ungkapnya.

Untuk saat ini, pihaknya kerepotan mendapat BBM solar subsidi dari SPBU. Sehingga terpaksa membeli di pengecer untuk kebutuhan operasionalnya.

"Sebelum harga solar naik beberapa hari lalu, kami disini sudah naik lebih dulu berkali lipat dari harga normal solar bersubsidi," ujarnya.

Bahkan, dikatakannya, biaya bahan bakar tersebut tak sebanding dengan perolehan hasil tangkap ikan yang tak menentu belakangan ini. Namun, terpaksa tetap melaut hanya demi mencukupi kebutuhan makan keluarga.

"Kami berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah, dalam memudahkan dan juga nelayan lainnya dalam mendapatkan solar bersubsidi dan dengan harga yang terjangkau," pungkasnya. (DANANG/B-7)

Berita Terbaru