Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Konservasi Siamang Wilmar Tambah Anggota Baru

  • Oleh Advertorial
  • 25 September 2022 - 16:20 WIB

BORNEONEWS, Jakarta – Dua anggota baru bernama Jacky dan Ting-Ting resmi dilepasliarkan di area konservasi siamang (simpalangus syndactilus) yang dikelola PT Kencana Sawit Indonesia, group Wilmar di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Keduanya menggenapi jumlah populasi siamang di kawasan konservasi tersebut menjadi total 22 individu.

Konservasi siamang itu merupakan kerjasama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Yayasan Kalaweit Indonesia, dan PT Kencana Sawit Indonesia sejak 2014. Dalam kerjasama ini, perusahaan mengalokasikan area konservasi seluas 800 hektare (ha) sebagai tempat pelepasliaran dan habitat siamang, yaitu di Bukit Tengah Pulau dan Bukit Salo.

Pelepasliaran itu ditandai dengan pembukaan kandang habituasi siamang oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat yang diwakili Kasubag Tata Usaha Wawan Sukawan, General Manager Kalaweit Asferi Ardianto, dan Senior Conservation Lead Wilmar Syahrial Anhar Harahap.

“Kami sangat mengapresiasi kerjasama konservasi siamang di area HCV (high conservation value) PT Kencana Sawit Indonesia, karena dengan kegiatan ini tujuan konservasi dapat tercapai,” kata Wawan Sukawan dalam kesempatan tersebut, Selasa, 20 September 2022.

Dia menyebut, perusahaan kelapa sawit itu telah berperan aktif dalam mendukung upaya konservasi di Sumatera Barat. Kegiatan tersebut juga menunjukkan bahwa konservasi dapat berjalan dengan baik atas dukungan multipihak.

Menurut Asferi Ardianto, sepasang siamang yang dilepasliarkan tersebut telah menjalani proses habituasi di area konservasi itu selama enam bulan. Pemilihan lokasi didasarkan pada data dukung makanan, kondisi tajuk, potensi minim konflik dengan satwa lain, dan jarak minimal 1 km dari lokasi kandang siamang lainnya. Selama proses habituasi, kondisi Siamang terus dipantau oleh tim Kalaweit, baik kondisi kesehatan maupun perilakunya.

Pemantauan tersebut dilakukan dari pukul 07.00–16.00 WIB. Setelah dinyatakan sehat dan menunjukkan perilaku yang adaptif dengan habitatnya, maka Siamang dapat dilepasliarkan. “Saat ini masih ada sepasang Siamang lain yang masih menjalani proses habituasi dan akan dilepasliarkan setelah memenuhi persyaratan,” ungkapnya.

Syahrial Anhar Harahap menjelaskan, saat ini perusahaan mengelola area konservasi seluas 1.700 ha di Solok Selatan, yang terdiri dari hutan berbukit dan sempadan sungai. Selain dialokasikan untuk siamang, area tersebut juga digunakan untuk konservasi satwa lain, seperti owa ungko (hylobates agilis), simpai (presbytis melalophos), beruang madu (helarctos malayanus), dan berbagai jenis elang.

Kegiatan konservasi juga didukung masyarakat dari dua Nagari di sekitar wilayah operasional perusahaan, yaitu Nagari Talao dan Nagari Sei Kunyit. Dengan adanya kerjasama multipihak tersebut, diharapkan dapat ikut menjaga kelestarian flora dan fauna di Indonesia. “Kerjasama ini menunjukkan bahwa perusahaan kebun sawit juga dapat berperan aktif dalam upaya-upaya konservasi,” tutupnya. (*/B-5)

Berita Terbaru