Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Cianjur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Banjir Terparah di Hanjalipan Bisa Sampai Sebulan, BPBD: Bantuan terus Disalurkan

  • Oleh Noor Annisa
  • 10 Oktober 2022 - 22:40 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rihel mengatakan banjir terparah terjadi di Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi yang bisa mencapai 1 bulan.

Banjir di wilayah tersebut terjadi selain tingginya intensitas hujan juga merupakan banjir kiriman yang berasal dari hulu yang daratannya lebih tinggi.

"Yang terparah saat ini Desa Hanjalipan karena posisi ada dua sungai Tualan dan Mentaya selain itu juga daerah terakhir," katanya, Senin, 10 Oktober 2022.

Rihel mengatakan, jika terjadi hujan sampai mengakibatkan banjir di daerah hulu dipastikan berakhirnya di Desa Hanjalipan yang akan menampung kiriman airnya. Kejadian itu berulang seterusnya, apabila wilayah hulu banjir maka akan berdampak pada Desa Hanjalipan.

"Kondisi terakhir kemaren mencapai 1,5 meter kalau air dari hulu turun total banjir di Desa Hanjalipan bisa mencapai 2 meter sama seperti bulan September kemarin," ujarnya.

Banjir di utara Kotim memang kerap terjadi, terlebih saat musim penghujan seperti saat ini. Kendati demikian, Rihel menilai masyarakat Desa Hanjalipan sepertinya sudah terbiasa dengan bencana rutin yang melanda desa tersebut.

Hal itu diutarakannya karena melihat warga yang enggan meninggalkan rumah meski banjir menenggelamkan sebagian rumah mereka.

"Selama ini kita melihat walaupun banjir besar mereka tidak melakukan pengungsian tapi membuat panggung di dalam rumah," ungkapnya.

Sementara, Rihel mengaku bantuan dari pemerintah juga terus diberikan kepada warga terdampak banjir di Desa Hanjalipan dan daerah lainnya. Yang terbaru yakni bantuan sembako dari PKK Kotim dan klub motor.

Dia mengungkapkan, untuk ke depan solusinya dalam menghadapi banjir ini kemungkinan akan dilakukan relokasi terhadap warga yang ada di sana, terutama untuk fasilitas kesehatan dan sekolah yang terdampak banjir.

"Instruksi gubernur dan bupati agar mereka yang di bantaran sungai ini didata apakah nanti direlokasi ataukah dibuatkan rumah singgah jadi ketika banjir mereka akan pindah agar aktivitas mereka tidak terganggu," terangnya.

Berita Terbaru