Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pengelola Industri Tempe di Kobar Menjerit, Harga Kedelai Terus Naik

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 23 Oktober 2022 - 14:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Melonjaknya harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe, semakin memberatkan pelaku pengolahan tempe dan tahu di Kabupaten Kotawaringin Barat, ditambah dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu.

Salah pelaku industri tempe Harapan Bersama (HB) Pangkalan Bun, Tatan Rustandi mengeluhkan dampak terus melonjaknya harga kedelai dari distributor di Surabaya. Dengan harga kedelai saat ini mencapai Rp14 ribu perkilogramnya.

"Sebulan hampir tiga kali kenaikan harga kedelai, dari harga Rp 13.000 terus naik Rp 13.500 dan terakhir Rp14.000, dan masih ada kemungkinan harga akan naik lagi," ujarnya, saat dikonfirmasi belum lama ini.

Dikatakan Tatan, dengan terus melonjaknya harga kedelai di pasaran, sehingga ia juga terpaksa harus ikut menaikan harga jual tempe dan tahunya, hal tersebut dilakukannya untuk menyeimbangkan dengan biaya operasional produksi.

"Mau gimana lagi, terpaksa ikut kami naikkan juga, walau awalnya takut konsumen kecewa, misal harga tempe yang awalnya Rp 6 ribu, kami naikkan ke Rp 7 ribu," kata pria yang sudah memproduksi tempe di Kobar sejak tahun 2015 tersebut.

Dijelaskan Tatan, bahan baku yang ia gunakan merupakan kedelai impor dari Benua Amerika yang ia beli dari salah satu distributor di Jawa Timur.

"Memang kami gunakan kedelai dari luar negeri, dan sehari kami memerlukan 2 ton kedelai, dan sebelum adanya kenaikan BBM, harga kedelai kisaran Rp 11 rb hingga Rp 12 rb per Kg nya," jelasnya.

Tatan memastikan, walau harga bahan baku yakni kedelai terus meroket, tapi ia tetap menjaga kualitas hasil produksinya, dengan tidak mengurangi takaran dan ukuran tempe dan tahunya.

"Saat ini kami mempekerjakan 40 karyawan, dan kami berharap pemerintah mencarikan solusi untuk menekan harga kedelai yang terus melonjak, kalau seperti ini terus bisa gulung tikar kami nanti, dan berdampak di karyawan kami," keluhnya. (DANANG/B-5)

Berita Terbaru