Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Lebong Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pengungsi di Gedung KNPI Palangka Raya Bertambah Drastis

  • Oleh Hendri
  • 22 November 2022 - 20:20 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Banjir yang terjadi di Kota Palangka Raya belum juga menunjukan tanda-tanda surut. Akibatnya, selama beberapa hari ini jumlah warga yang mengungsi di Gedung KNPI terus bertambah, bahkan penambahannya drastis.

Hal ini disampaikan Siti Nurhaliza, relawan dari UKM SAR UPR yang bertugas di Posko Pengungsian Gedung KNPI. Dia mengatakan diawal pembukaan posko pada tanggal 16 November, hanya ada 25 pengungsi. Namun pada Selasa pagi tanggal 22 November, bertambah hingga 26 kepala keluarga atau 82 jiwa.

“Masyarakat yang mengungsi terus berdatangan setiap harinya, karena menurut mereka air di tempat tinggalnya sudah semakin naik dan mereka sudah tidak bisa beraktivitas lagi. Mengantisipasi ledakan pengungsi, BPBD dan pihak kelurahan hari ini akan membangun dapur umum sendiri,” katanya.

Adapun yang menjadi keluhan para pengungsi selama ini adalah penyakit gatal karena air kotor akibat banjir dan sebagian juga ada masyarakat yang memang sudah dalam kondisi sakit saat tiba di pengungsian dan telah mendapatkan penanganan medis.

Selain itu, para balita yang di pengungsian sangat membutuhkan bantuan. Mulai dari popok, susu, suplemen nutrisi anak hingga ketersediaan air putih.

“Dinsos sudah menyalurkan kids ware untuk balita yang ada di pengungsian di sini. Ya kami juga berharap uluran tangan dari masyarakat lainnya untuk bisa membantu masyarakat yang tengah mengungsi. Juga kami harapkan agar air bisa segera surut. Kasihan balita-balita ini jika harus tidur berdesakan di pengungsian,” tuturnya.

Sementara itu salah satu pengungsi, Norma menyatakan jika dirinya sudah satu minggu berada di posko pengungsian. Meskipun dalam kondisi sulit akibat bencana banjir, dirinya tetap mencoba untuk berpandangan positif atas musibah yang diterima.

Selama di pengungsian, ia merasa aman dan nyaman karena tak lagi berada dalam kekhawatiran apakah anak-anak bisa bertahan atau tidak, apakah mereka bisa sakit atau tidak. Karena anaknya yang masih sangat kecil sangat rawan jika masih bertahan di rumah.

“Kalau untuk pemasukan, ya seminggu ini tidak ada sama sekali karena rumah banjir jadi tidak bisa jualan. Beruntung masih bisa mengungsi dan kebutuhan dipenuhi oleh pemerintah,” pungkasnya. (HENDRI/B-7)

Berita Terbaru