Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Rasio Eletrifikasi Lamandau Masih Rendah

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 05 Desember 2022 - 18:51 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik – Permasalahan elektrifikasi di Kabupaten Lamandau, belum bisa dituntaskan dalam waktu dekat. Butuh proses panjang agar seluruh masyarakat setempat dapat menikmati layanan listrik 24 penuh.

Berbagai permasalahan dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Kabupaten Lamandau diantaranya karena keterbatasan produksi listrik dari mesin pembangkit yang menggunakan tenaga diesel. Selain itu juga belum mampu menjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama yang ada di pelosok.

Hal ini dapat dilihat dari rasio elektrifikasi rumah tangga berlistrik di Kabupaten Lamandau yang masih cukup rendah yakni baru 68,84 persen. Di mana masih banyak desa-desa belum menikmati listrik. Bahkan, untuk wilayah ibukota kabupaten masih kerap dijumpai masyarakat yang menunggu untuk menikmati aliran listrik.

Terbatasnya ketersediaan jaringan distribusi listrik untuk menjangkau masyarakat jadi masalah utama. Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Lamandau Riko Porwanto saat meninjau pembangkit listrik tenaga diesel swakelola di Bukit Jaya.

“Sebenarnya pemerintah Kabupaten Lamandau telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik di pedesaan yang jauh dari jangkauan jaringan PLN, di antaranya dengan melaksanakan pembangunan pembangkit listrik berbasis green energi seperti pembangkit tenaga surya baik yang tersebar maupun terpusat,” ungkap Wabub Riko di Nanga Bulik, Senin 5 Desember 2022.

Sayangnya saat ini upaya-upaya percepatan pembangunan ketenagalistrikan tersebut sudah dibatasi oleh undang-undang yang mengalihkan kewenangan kabupaten/kota kepada pemerintah pusat dan provinsi untuk membangun infrastruktur kelistrikan.

Padahal, ketersediaan listrik dapat mendorong perekonomian masyarakat, membuka lapangan pekerjaan baru, membantu anak-anak sekolah belajar, dan terbukanya akses informasi komunikasi di setiap desa. (HENDI NURFALAH/B-6)

Berita Terbaru