Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Banjar Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Anemia Faktor Berisiko Meningkatkan Kematian Ibu Melahirkan dan Stunting

  • Oleh Noor Annisa
  • 24 Desember 2022 - 23:21 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Anemia menjadi salah satu faktor berisiko yang dialami ibu hamil ketika akan melahirkan, karena bisa menyebabkan kematian pada ibu dan melahirkan bayi stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Umar Kaderi menyampaikan, hal tersebut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang merupakan salah satu riset skala nasional berbasis komunitas dan telah dilaksanakan secara berkala oleh badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI.

"Prevalensi anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan yaitu dari 37,1 persen di tahun 2013 menjadi 48,9 persen pada tahun 2018, sehingga dalam rangka percepatan penurunan angka kematian ibu dan prevalensi balita stunting, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil," jelas Umar, Sabtu 24 Desember 2022.

Umar menjelaskan, peningkatan kualitas pelayanan yang dimaksud adalah pemeriksaan terhadap ibu hamil yang sebelumnya selama 4 kali pada masa kehamilan ditingkatkan menjadi sebanyak 6 kali sesuai dengan peraturan menteri kesehatan tentang pelayanan kesehatan.

Dia melanjutkan, target angka kematian ibu secara nasional yakni 183 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2024 dan target prevalensi balita stunting 14 persen pada 2024.

Sementara menurut perkiraan angka kematian ibu pada tahun 2024 masih di atas target yakni 224 per 100 ribu kelahiran dan prevalensi balita stunting masih 16,1 persen pada 2024.

"Untuk itu pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan melakukan gerakan ibu hamil sehat dalam upaya mewujudkan hamil sehat dan berpengetahuan serta mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan," tambahnya.

Menurutnya, gerakan ibu hamil sehat ini kegiatan yang bertujuan mengedukasi para ibu hamil diantaranya agar patuh memeriksakan kondisi kehamilan minimal sebanyak 6 kali, mengikuti kelas hamil, konsumsi tablet tambah darah setiap hari, makan sesuai rekomendasi dan pantau peningkatan berat badan, serta melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.

"Kami mengharapkan partisipasi semua pihak untuk meningkatkan komitmen dan kolaborasi lintas sektor terkait penyelenggaraan gerakan ibu hamil sehat di Kabupaten Kotim dan menyebarluaskan informasi, edukasi dan penggerakan ibu hamil sehat ini melalui media sosial masing-masing," pungkasnya. (NOOR ANNISA/B-11)

Berita Terbaru