Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Areal Bernilai Konservasi Tinggi Ini Tidak Boleh Ditanami Kelapa Sawit

  • Oleh Testi Priscilla
  • 06 April 2023 - 00:45 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Komisaris Independen pada Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara IV atau PTPN IV Atas Wijayanto mengatakan bahwa perkebunan kelapa sawit tidak boleh ada atau menanam kelapa sawit di areal bernilai konservasi tinggi yang disingkat NKT atau High Conservation Value yang disingkat HCV.

"Di dalam pembangunan perkebunan, tentunya kita tidak boleh mengabaikan beberapa hal yang berhubungan dengan hak-hak masyarakat sekitar yang dituangkan dalam areal Bernilai konservasi Tinggi atau High Conservation Value," kata Atas Wijayanto pada Rabu, 5 April 2023.

Hal ini disampaikannya dalam Webinar Mahasiswa Program Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Universitas Sumatera Utara bertajuk Pengembangan SDA sebagai Penopang Perekonomian Masyarakat yang dilakukan secara online pada Rabu, 5 April 2023.

"Ada 6 NKT yaitu mulai dari kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting," tutur Atas.

NKT yang kedua, lanjutnya, ialah kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami.

"Ketiga, kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah. Lalu NKT keempat yakni kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami," jelasnya lagi.

NKT kelima, lanjutnya, kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat lokal.

"Jadi misalnya di kawasan itu masyarakat lokalnya hidup dengan bergantung dengan rotan, nah hutan rotan itu tidak boleh diganti dengan perkebunan kelapa sawit. Itu ya. NKT terakhir yaitu kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional masyarakat lokal," bebernya lagi.

Webinar ini dimoderatori oleh Mahasiswa Pascasarjana PSL-USU, Mahendra B Sitinjak dengan narasumber antara lain Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr Dolly Priatna, lalu Komisaris Independen pada Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara IV, Atas Wijayanto, serta ada Praktisi Budidaya Lebah Madu, Slamet Suryadi.

Webinar tersebut dibuka oleh Direktur II Sekolah Pascasarjana USU Prof Hamidah Harahap mewakili Direktur Pascasarjana USU, Prof T Sabrina. Selain itu pula, hadir dalam webinar ada Wakil Direktur I Sekolah Pascasarjana USU, Evawani Aritonang dan tentu saja Ketua Program Studi S2 dan S3 Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam, USU, Prof Rahmawaty sebagai Keynote Speaker pertama serta Prof Dr Abdul Rauf sebagai Keynote Speaker kedua. Selain itu, hadir sebagai Penanggap dalam webinar ada Prof Dr Ritha F Dalimunthe. (TESTI PRISCILLA/H)

Berita Terbaru