Aplikasi Real & Quick Count & Arsip Form C1 Digital

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menempatkan Kekuasaan untuk Kemaslahatan Rakyat

  • Oleh ANTARA
  • 16 April 2023 - 19:50 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan absolut pasti korup. Semakin besar kekuasaan maka kian besar pula kecenderungan untuk korup.

Cuplikan dalil Lord Acton  power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely itu, hingga hari ini masih terbukti kebenarannya.

Pemilik kekuasaan cenderung menggunakan kekuasaan yang bisa jadi menyalahi aturan. Semakin besar kekuasaan kian besar pula peluang melakukan korupsi.

Idealnya, yang memiliki kekuasaan bisa memanfaatkannya untuk kepentingan dan menyejahterakan orang banyak. Semakin besar kekuasaan yang diberikan, akan besar pula berguna untuk menyejahterakan orang banyak.

Kenapa Karena pejabat publik, terutama kepala daerah, sangat terbuka membuat kebijakan publik yang menguntungkan publik dengan dibiayai oleh keuangan negara.

Tidak perlu mengeluarkan dana pribadi. Dana disediakan dengan cara yang benar, tanpa korupsi, diperuntukkan bagi rakyatnya. Bukan sebaliknya, karena memiliki kekuasaan, memanfaatkan kekuasaan tersebut untuk kepentingan dirinya sendiri, keluarga, atau kelompoknya.

Jangankan seseorang yang memiliki kekuasaan besar, memiliki kekuasaan pada tingkat rendah saja kalau ada niat memanipulasinya, terbuka peluang untuk korupsi.

Tanpa bermaksud merendahkan profesi seseorang, ambil contoh profesi sebagai petugas kebersihan. Karena memiliki kekuasaan dan mengelola sabun, pembersih lantai, parfum ruangan, sapu, lap pel, dan sejenisnya, dengan kekuasaannya, bisa saja ia mengorupsi bahan-bahan tersebut.

Seseorang yang profesinya membuat dan menyediakan minuman di kantornya. Profil ini memiliki kekuasaan seputar gula, teh, kopi, dan sejenisnya. Level yang terbuka untuk dikorupsi sesuai dengan kekuasaan yang dimiliki, ya sebatas gula, teh, kopi, dan sejenisnya.

Bisa dibayangkan setingkat kekuasaan kepala daerah, pejabat eselon satu, dua, pejabat pajak dan bea cukai yang memiliki wewenang yang begitu tinggi.

Teranyar, KPK melakukan OTT terhadap beberapa pejabat yang memiliki kekuasaan dan wewenang tetapi mereka menyalahgunakannya, seperti Wali Kota Bandung, Pejabat Direktorat Jenderal Kereta Api, Bupati Kepulauan Meranti – Riau. KPK juga menangani kasus pejabat pajak dan Gubernur Papua. Yang menyesakkan dada, mereka semua memiliki harta yang melimpah, miliaran bahkan puluhan miliar rupiah. Mengapa masih korupsi Lantas apa penyebabnya

Berita Terbaru