Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Belitung Timur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

PT SSMS Tbk Gandeng FORTASBI dan APKSM Dalam Upaya Perlindungan Orangutan di Pulau Salat

  • Oleh Wahyu Krida
  • 02 Juni 2023 - 21:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk dan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) kembali memindahkan 3 orangutan yang telah menyelesaikan tahap rehabilitasi di Sekolah Hutan Nyaru Menteng untuk melanjutkan ke tahap pra-pelepasliaran di Gugusan Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Tiga orangutan yang dipindahkan terdiri atas 2 jantan bernama Lantang dan Junior serta 1 betina bernama Paraca. Semuanya telah menjalani proses rehabilitasi yang cukup lama di sekolah hutan.

Dalam kegiatan pemindahan ini, PT SSMS Tbk bersama BOSF menggandeng  Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan (FORTASBI) Indonesia dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri (APKSM) untuk ikut terlibat dan berkontribusi dalam hal biaya operasional orangutan dalam program pra-pelepasliaran orangutan.

Head of Sustainability PT SSMS, Tnk Henky Satrio Wibowo menyampaikan bahwa kolaborasi antara pihaknya, BOSF, FORTASBI dan APSKM merupakan langkah awal keterlibatan petani sawit swadaya.

"Tujuannya untuk mengedukasi petani pentingnya perlindungan orangutan sebagai bagian dari perlindungan hutan. Karena keberadaan Pulau Salat sebagai pulau pra-pelepasliaran ini menjadi terobosan baru dan solusi yang cukup baik dalam upaya penyelamatan orangutan yang hampir punah di Kalimantan Tengah," jelas Henky Satrio Wibowo.

Menurut Henky Satrio Wibiwo, keterlibatan FORTASBI dan APSKM bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku industri sawit dan pihak lain yang berkaitan dengan perkebunan kelapa sawit sehingga semakin banyak pihak yang bersinergi.

Head of Secretariat FORTASBI, Rukaiyah menyampaikan rasa terima kasih kepada SSMS dan BOSF karena telah memberikan kesempatan kepada petani swadaya untuk berkontribusi terhadap perlindungan orangutan.

“APKSM adalah pionir, mereka menyisihkan dana dari penjualan kredit RSPO mereka untuk mendukung biaya operasional 1 individu orangutan selama satu tahun kedepan dan harapannya akan terus berlanjut. Selain itu, FORTASBI juga ikut serta dalam mendukung biaya operasional 1 individu orangutan," jelas Rukaiyah

Rukaiyah melanjutkan, hal ini merupakan kolaborasi sempurna, lantaran adanya keterlibatan perusahaan, NGO dan petani swadaya bergandengan tangan untuk penyelamatan orangutan. 

"FORTASBI berharap ini bisa menjadi ispirasi bagi petani swadaya anggota FORTASBI lainnya. Bayangkan jika semua anggota kami yang berjumlah 47 kelompok, bisa berkontribusi untuk pakan orangutan, tentu ini akan memberikan dampak yang positif, tidak hanya bagi orangutan tapi juga pada kesejahteraan masyarakat sekitar sebagai penyedia pakan orangutan di Pulau Salat,” jelas Rukaiyah.

Group Manager APKSM, Widodo yang berkesempatan melakukan pembukaan kandang orangutan mengatakan, perjalanan menuju Pulau Salat membuatnya takjub dan menyadari betapa pentingnya orangutan dalam menjaga keseimbangan hutan dan pelestarian hutan. 

"Mewakili asosiasi petani swadaya yang telah bersertifikat RSPO, saya juga mengucapkan terima kasih kepada PT SSMS Tbk  dan BOSF atas keterlibatan mereka dalam program pra-pelepasliaran ini. Mereka akan terus terlibat tidak hanya tahun ini, tapi juga di tahun selanjutnya," jelas Widodo.

Setelah pemindahan ini, total orangutan yang ada di Pulau Salat akan menjadi 38 individu. Di sini mereka mengembangkan semua keterampilan menyintas dan mengasah perilaku alami sampai kelak saatnya kembali ke hutan sejati, menyusul 49 orangutan lain dari pulau ini yang telah lebih dulu dilepasliarkan ke Taman Nasional Bukit Baka Raya. (WAHYU KRIDA/Y)

Berita Terbaru