Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pakpak Bharat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Juri Diduga Curang, Kemenangan SMPN 1 Dipertanyakan

  • 30 Maret 2016 - 19:42 WIB

Sejumlah gugus depan (Gudep) tingkat SMP/MTs peserta Jambore Kwaran Arut Selatan menganggap penilaian juri terlalu subjektif dan curang saat memberikan nilai. Protes paling keras disuarakan Gudep dari MTsN Pangkalan Bun. Kemenangan dengan kecurangan dinilai tidak sah.

Selain penilaian, peserta jambore menyebut penunjukan juri dalam Jamran ke IV tingkat Kwaran Arsel tidak proporsional. Juri yang seharusnya terdiri dari 3, hanya ditunjuk 1 dari tingkat SMP/MTs dan 1 juri dari tingkat SMA/MA, itupun yang menjadi juri memiliki anak didik di gelaran Jambore.

'Kami memiliki bukti fisik kecurangan yang dilakukan juri, nanti kita akan ungkap semua,' ucap pembina Gudep MTsN Pangkalan Bun, Tengku Saidi saat menghubungi Borneonews melalui telepon selulernya, Selasa (29/3/2016) malam.

Ditemui di MTsN Pangkalan Bun, pembina lain Hamid Muhsin menunjukan sejumlah transkrip penilaian juri. Ada yang aneh dari dua lembar kertas putih berkolom itu, coretan dan penggantian nilai terjadi di sana sini.

'Lihat Mas, nilai dari gudep MTsN dan SMPN 1 dicorat coret dan diganti. Padahal, sebelum diganti nilai kami sama,' ujar Hamid, Rabu (30/3/2016).

Kejanggalan lain nampak jelas dengan penunjukan juri yang berasal dari sekolah peserta jambore. Hal ini dinilai akan mempengaruhi objektifitas penilaian, apalagi yang dimenangkan adalah Gudep sekolah asal juri.

'Jurinya dari SMPN 1, pemenengnya dari situ juga. Ini jelas aneh, dan wajar jika kami curiga. Kenapa tidak memilih juri dari luar agar lebih independen dalam penilaian,' ucap Hamid ketus.

Indikator penilian dalam lomba, sebut Hamid, meliputi kebenaran simpul ikatan, kerjasama tim dan presentasi. Sebelum diganti, nilai untuk SMPN 1 Pangkalan Bun yakni, 65, 80 dan 65 dan MTsN Pangkalan Bun 80, 80 dan 78.

'Setelah diganti, SMPN 1 keluar jadi pemenang,' cetusnya.

Karena kejadian itu, secara psikologis tentu sangat berpengaruh pada anak didiknya. Pihaknya hanya berharap, kedepan penyelenggaraan lomba dalam Jambore bisa lebih baik lagi, tak sepatutnya dalam kegiatan Pramuka yang menjujung tinggi kejujuran harus diwarnai kecurangan.

'Mereka kecewa, beberapa sampai menangis,' tutur Hamid.

Sebelumnya, pihak juri juga mengakui adanya kesalahan dalam memasukkan nilai. Namun, juri membantah telah merubah, menambah dan mengurangi nilai untuk peserta lomba.

'Adanya coretan karena salah memasukkan nilai, bukan mengurangi dan menambah nilai untuk peserta lomba,' kilah Ibnu yang pada saat lomba ditunjuk sebagai juri. 

(CR-1/B-12)

Berita Terbaru