RENCANA pembangunan rel kereta api jalur Puruk Cahu-Bangkuang-Batanjung di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tinggal menunggu penyelesaian dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). 'Mudah-mudahan minggu depan sudah selesai,' ungkap Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan, Sekretariat Daerah (Setda) Kalteng, Syahrin Daulay, kepada Borneonews, di ruang

kerjanya di Kantor Gubernur Kalteng, Palangka Raya, Rabu (6/4/2016) .

Syahrin menjelas, setelah melalui pemeriksaan dan cek lapangan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kalteng, tidak ditemukan masalah dalam pengurusan dokumen amdal pembangunan rel kereta api sepanjang 425 kilometer tersebut. 

Syahrin menyatakan, pihaknya akan mengajukan permintaan pinjam pakai kawasan hutan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengenai 38 persen jalur kereta api yang berada dalam kawasan hutan.

'Dulu kita sudah pernah mengajukan permintaan pinjam pakai kawasan hutan. Tapi dokumen yang menyertai permintaan itu tidak lengkap karena amdal belum ada. Setelah amdal selesai, kita akan ajukan kembali kepada Kementerian LHK,' jelasnya.

Syahrin mengaku juga akan menyurati Kementerian Keuangan terkait jaminan politik pemerintah terhadap proyek pembangunan rel kereta api Puruk Cahu-Bangkuang-Batanjung.

'Hal itu tidak jadi masalah karena proyek ini sudah ada inpresnya. Kalau amdal dan semuanya sudah selesai, konsorsium China Railway bisa mulai melaksanakan pembangunannya. Saya optimis bisa dilakukan tahun ini,' pungkasnya. 

(TP/B-10)