Aplikasi Real & Quick Count & Arsip Form C1 Digital

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bambang Haryo: Tudingan Hasto Terkait Food Estate Proyek Kejahatan Lingkungan Sangat Tidak Berdasar

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 17 Agustus 2023 - 08:30 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pernyataan Sekjen PDIP Pusat Hasto Kristiyanto tentang pembangunan food estate di Desa Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng) yang saat ini dalam proses terealisasi sebesar 600 hektar dianggap tidak berdasar. 

Hasto mengatakan bahwa food estate sebagai proyek kejahatan lingkungan karena membabat hutan.

"Apa yang dikatakan tersebut sangat tidak berdasar. Apalagi dikatakan seolah olah semua hutan di Indonesia dibabat habis," ujar Pakar Kebijakan Publik Ir Bambang Haryo Soekartono, menyikapi statement Hasto Kristiyanto di sejumlah media massa, Kamis, 17 Agustus 2023.

BHS sapaan akrab Bambang Haryo Soekartono mengatakan bahwa jumlah luas hutan di Indonesia ada 125,8 juta hektar. Berarti jumlah luasan yang akan difungsikan sebagai lahan yang diusahakan untuk ketahanan pangan sebesar 600 hektar tersebut relatif sangat kecil bila dibanding dengan luasan hutan yang ada di Kalimantan Tengah, yang besarnya mencapai 10,3 juta hektar.

"Rupanya Pak Hasto lupa, bahwa hutan yang sudah dibabat untuk kelapa sawit di Indonesia ada sekitar 15 juta hektar, dan hutan yang sempat rusak terbakar di tahun 2015 sebesar 2,61 juta hektar. Demikian juga hutan produktif yang digunakan untuk kepentingan penambangan batu bara di Indonesia dengan produksi penambangan sebesar 687 juta ton pertahun, jadi sudah berapa ratus ribu atau juta hektar hutan yang dibabat akibat penambangan batu bara tersebut," ungkap BHS. 

BHS yang juga menjabat sebagai Penasehat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Jawa Timur ini melanjutkan, jika kerusakan - kerusakan hutan hingga puluhan juta hektar tersebut,  tidak ada satupun statement dari Hasto yang keluar pada saat itu, lalu kemana aja Hasto pada waktu itu. 

"Hal ini sangat ironis dan terkesan pencitraan. Kenapa program ketahanan pangan yang diusahakan oleh Presiden Republik Indonesia Jokowi dengan penanggung jawab Kementerian Pertanian sebagai leading sektor dan Kemenhan RI membantu untuk mensukseskan program ketahanan pangan di lahan singkong seluas 600 hektar sudah dikritisi keras oleh Pak Hasto itu," tanya BHS.

Ketua Harian Masyarakat Transportasi (MTI) Jawa Timur ini menambahkan, jika seharusnya kita tahu, untuk membuka lahan baru butuh suatu proses menyeimbangkan kondisi hara tanah dengan melakukan pengolahan-pengolahan tanah agar tanah tersebut dapat di manfaatkan sebagai lahan produksi pertanian (lahan hijau). 

"Beberapa contoh food estate yang sudah berhasil misalnya di Papua daerah Kerom dengan luas 10 hektar menghasilkan jagung raksasa dan sudah di ekspor, Timika menghasilkan sagu yang merupakan lahan sagu terluas di dunia sebesar 4,7 juta hektar yang perhektarnya menghasilkan 40 ton sagu, bahkan sebagian di ekspor dan sebagian lagi di konsumsi sebagai makanan pokok masyarakat Papua, dan Marauke menghasilkan beras yang di konsumsi sebagian oleh negara Papua Nugini dan sebagian lagi di konsumsi oleh masyarakat di Papua," papar Bambang Haryo.

Contoh tersebut jelas bahwa food estate diharapkan bisa mengatasi krisis pangan yang saat ini sering dikhawatirkan oleh pemerintah. Terutama yang sedang melanda di beberapa negara di dunia. Dan diharapkan juga semua wilayah Indonesia harus mempunyai lumbung-lumbung pangan, agar terjadi kemudahan dan pemerataan pangan di seluruh Indonesia. (MUHAMMAD HAMIM)

Berita Terbaru