Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bangka Tengah Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kotim Minim Penyuluh Pertanian Lapangan

  • 14 April 2016 - 20:11 WIB

PEMERINTAH Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berupaya meningkatkan sektor pertanian, namun masih menghadapi sejumlah kendala. Di antaranya kurangnya tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL). 

'Sampai saat ini Kotim masih kekurangn tenaga PPL sebanyak 75 orang,' kata Kepala Dinas Pertanian Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3KP) Kotawaringin Timur I Made Dikantara di kantornya, Kamis (14/4/2016).

Made mengungkapkan, Kotawaringin Timur saat ini baru memiliki 110 PPL. Kekurangan PPL tersebut di hitung berdasarkan jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kotim. Di Kotawaringin Timur saat ini ada sebanyak 168 desa dan 17 kelurahan. Idealnya setiap desa/kelurahan satu PPL. 

Kekurangan tenaga PPL ini sudah beberapa kali diusulakan ke pemerintah pusat, namun sampai saat ini belum terealisasi. 'Petani kita ini sebagian masih harus didampingi agar mereka bisa memaksimalkan potensi pertanian, khususnya dalam penggunaan teknologi pertanian, tapi kami masih terkendala jumlah PPL yang terbatas.'

Idealnya, satu orang PPL menangani satu desa atau kelurahan, namun karena terbatasnya jumlah PPL di Kotawaringin Timur saat ini sehingga satu orang PPL terkadang membawahi beberapa desa. Keterbatasan ini tentu berpengaruh terhadap pendampingan kepada petani.

PPL berpengalaman

Made mengatakan, saat ini sudah banyak penyuluh swadaya yang diberdayakan dari petani-petani berpengalaman, namun jumlahnya juga belum memadai. Malah, sering kali ada PPL yang berstatus pegawai negeri, dimutasi ke bidang lainnya atau ditarik membantu pihak kecamatan sehingga tugasnya sebagai PPL kurang maksimal, atau bahkan ditinggalkan. 

'Itu memang kadang susah karena kecamatan kekurangan sumber daya manusia. Tapi saya hanya meminta, kalau PPL diperbantukan di kecamatan, tolong tugasnya sebagai PPL tetap jalan. Pintar-pintarlah membagi waktu karena PPL kita juga kurang,' ucapnya.

Sebelumnya sejumlah masalah ditemui di Kotawaringin Timur di antaranya, penggunaan pupuk yang tidak sesuai aturan karena kekurangtahuan petani sehingga hasilnya tidak maksimal. Tahun ini pemerintah Kotawaringin Timur menargetkan produksi beras sebesar 75.000 ton. (ANT/B-7)

Berita Terbaru