Aplikasi Quick Count Hitung Cepat Web & Android

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kembangkan Ikan Jelawat Melalui Program Tumpangsari

  • 26 April 2016 - 17:04 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur terus mengembangkan ikan jelawat yang merupakan Ikon Kota Sampit. Pengembangan ikan jelwat itu dilakukan dengan system tumpangsari.

'Selama ini banyak cara sudah kami lakukan untuk mengembangkan ikan jelawat ini. Menabur ke sungai mentaya secara liar, dan dibagikan kepada warga untuk memelihar. Sekarang kami akan mencoba dengan cara tumpangsari,' kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotim, Heryanto, Selasa (26/4/2016).

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kotim Heryanto mengatakan, dalam mengembangkan ikan jelawat ini diakuinya memang sedikit sulit dibandingkan jenis-jenis ikan air tawar lainnya, karena usia panen ikan jelawat relatif lebih lama yakni mencapai tiga tahun baru memasuki masa panen.

'Sistem tumpang sari ini kami lakukan agar para petani ikan tidak bosan memelihara ikan jelawat. Kalau mereka menunggu masa panen sampai tiga tahun kan kasian mereka untuk makan sehari-hari. Kalau dengan cara tumpangsari ini, dengan adanya ikan lain seperti nila, patin, haruan itu bias menutupi kebutuhan mereka karena masa panennya sekitar empat bulan,' ujarnya.

Dia mengaku, harga ikan jelawat cukup tinggi jika dibandingkan dengan ikan-ikan air tawar lainnya dipasaran. Namun dengan masa panen yang hingga tiga tahun itu membuat petani ikan tidak semangat.

'Kalau harga ikan biasa seperti nila Rp30 ribu per kilogram, sedangkan ikan jelawat mencapai Rp180 ribu per kilogramnya. Harganya memang menggiurkan tapi mereka menunggu cukup lama,' ujarnya.

Sejauh ini tambahnya, kendala yang dihadapi dalam mengembangkan ikan jelawat yang menjadi program prioritas di Dinas Kelautan dan Perikanan adalah air. Air sungai Mentaya saat ini yang sudah banyak tercemar tidak bias dikembangkan ikan jelawat.

Pada tahun ini, pemerintah menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk mengembangkan ikan jelawat. Dana tersebut bukan hanya untuk pembibitan, tetapi juga digunakan untuk mengembangkan sarana dan prasarana pendukung lainnya, seperti kolam. (RAFIUDIN/m)

Berita Terbaru