Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Seram Bagian Timur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

3 Sukses Besar di International Tour de Banyuwangi Ijen 2016

  • Oleh Kementerian Pariwisata
  • 16 Mei 2016 - 13:30 WIB

BORNEONEWS, Banyuwangi - Sport Tourism! Positioning yang diambil Banyuwangi dalam portofolio bisnis pemasaran pariwisata makin jitu. Puncak dari International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 betul-betul sukses, 100 persen. Sukses penyelenggaraan event kelas dunia, sukses menghidupkan industri pariwisata dan sukses promosi destinasi baru ke level yang lebih global.

"Congratulation Banyuwangi! Kabupaten kecil di ujung pulau Jawa itu boleh dijadikan bench mark buat kabupaten kota ataupun provinsi manapun yang serius memilih pariwisata sebagai sektor prioritas! Silakan," ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang terus menguji keseriusan daerah dalam membangun destinasi. 

Bukan karena Arief Yahya putra di Banyuwangi yang lahir dari darah Banyuwangi-Banten, dia memberikan contoh daerah itu. Selain 3A (atraksi, akses dan amenitas) yang terus disempurnakan, ada kekuatan CEO commitment yang total berkonsentrasi membangun daerahnya. 

"Semua itu diawali dari komitmen orang nomor satunya! Bupati, Walikota, maupun Gubernur-nya. Yang pasti Bupati Abdullah Azwar Anas sangat commited," jelas mantan Dirut PT Telkom itu. 

Seperti apa event itu

Pembalap asal Prancis, Peter Pouly mengukir sejarah hebat dalam International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016, event yang levelnya sama dengan Tour de Singkarak dan Tour de Flores itu. Pada tiga edisi terakhir, dia mencetak hattrick juara dengan catatan waktu tercepat atau individual general classification by time. Kepastian itu diraih saat dia finish posisi terdepan di Paltuding, Ijen pada etape pamungkas, Sabtu (14/5/2016)

Pouly yang tergabung Singha Infinite Cycling Team itu finis terdepan dengan torehan waktu 3 jam 50 menit 36 detik. Dia sukses mengalahkan Jai Crawford dari tim Kinan Cycling Team dengan selisih 2 menit 26 detik.

Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 yang diselenggarakan pada 11-14 Mei 2016 ini diikuti 20 tim luar negeri dari 29 negara, termasuk Prancis, Belanda, Amerika Serikat, dan tentu saja Indonesia.

Perlombaan di etape terakhir mengambil rute dari kawasan Pelelangan Ikan (TPI) Muncar menuju kaki Gunung Ijen, Paltuding, Banyuwangi, sepanjang 145,7 kilometer.

Dalam ITdBI, etape menuju Ijen terbilang yang paling istimewa karena menyuguhkan salah satu tanjakan terekstrem di Asia dengan elevasi 1.889 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan tingkat kemiringan 22 persen. Perbandingannya, tanjakan di Malaysia hanya berkisar 1.660-1.740 meter.

Memang ITdBI bukan hanya soal lomba, persaingan dan gelar juara. Agenda tahunan sport tourism yang digeber sebagai upaya mempromosikan pariwisata Banyuwangi serta mendukung program Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia ini memang benar-benar wow.

"Ajang ITdBI adalah salah satu strategi memperkenalkan pariwisata Indonesia ke wisatawan mancanegara, dibungkus dengan sport tourism. Terbukti bahwa tim-tim dari luar negeri mengaku senang dan antusias dengan ajang ini," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti, Minggu (15/5/2016), didampingi Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Raseno Arya.

Selama perhelatan ITdBI, geliat Banyuwangi juga begitu luar biasa. "Okupansi hotelnya 100 persen. Jelang ajang hingga pelaksanaan ITdBI 2016, semua hotel di Banyuwangi penuh. Sulit buat mendapatkan kamar jika tidak memesan jauh-jauh hari," ujar Raseno.

Selain hotel, penerbangan ke Banyuwangi juga mengalami peningkatan signifikan. "Banyak rekan-rekan yang sudah tidak mendapat tiket pesawat," imbuh Raseno.

Wisatawan lokal dan mancanegara, termasuk tim pembalap, juga mendapatkan rasa tenteram dan nyaman dengan kebersihan di sepanjang rute yang dilalui pembalap, tempat-tempat wisata dan hotel tempat tim peserta menginap. 

"Bisa dilihat sendiri, tidak ada sampah di sepanjang rute. Masyarakat di sini sudah sadar akan arti kebersihan juga bisa menarik hati orang luar mengunjungi daerahnya," kata Raseno, yang hingga hari ini masih di Banyuwangi. 

Raseno juga melihat geliat ekonomi masyarakat yang positif selama perhelatan ITdBI 2016. "Pameran-pameran, wisata kuliner, aksesoris setempat laris manis dibeli wisatawan terutama yang mengikuti ajang ITdBI. Magnet pariwisata yang ada di Banyuwangi begitu kuat,'' ujar Raseno. (m)

Berita Terbaru