Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Banggai Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Minimnya Tenaga Penyuluh Dikhawatirkan Hambat Produksi Pangan

  • Oleh Parnen
  • 02 Juni 2016 - 17:30 WIB

BORNEONEWS, Seruyan - Minimnya jumlah tenaga penyuluh lapangan baik bidang pertanian, perikanan ataupun perkebunan di Kabupaten Seruyan, dikhawatirkan menghambat pencapaian tingkat produksi pangan. Di wilayah Bupati Sudarsono itu, kurangnya tenaga penyuluh, sudah kronis, dan belum bisa diatasi. 

"Masih minimnya tenaga penyuluh bisa berdampak pada tingkat pencapaian produksi pangan. Tenaga penyuluh kita sekarang masih didominasi oleh kalangan honorer,' kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Seruyan, Ilias, kepada Borneonews, di kantornya, Kamis (2/6/2016).

Jumlah tenaga penyuluh di Seruyan, 60 orang, terbagi dari petugas penyuluh lapangan (PPL) yang berstatus PNS sebanyak delapan orang, PPL honorer 43 orang dan PPL tenaga harian lepas sembilan orang.

Pemkab Seruyan berharap, setiap tahun ada prioritas utama untuk penambahan petugas penyuluh lapangan tersebut. Salah satunya melalui pengangkatan tenaga kontrak penyuluh yang disesuaikan basic keahlian calon petugas penyuluh.

Dengan adanya penambahan petugas itu, berbagai program kegiatan pemerintah daerah, khususnya kepada para petani dapat berjalan lancar. Sehingga peningkatan capaian hasil produksi pangan baik itu pertanian, perkebunan maupun perikanan dapat meningkat dan berjalan lancar.

'Selama ini tingkat capaian produksi pangan kita belum mencapai target. Ini karena kurangnya petugas penyuluh terutama di desa-desa. Untuk satu tenaga penyuluh ada yang melayani lima hingga enam desa. Padahal berdasar aturan, minimal dalam satu desa itu ada satu petugas penyuluh,' ungkapnya.

Kendala lain, salah satu yang paling mendasar, menyangkut sistem jaringan komunikasi dan transportasi yang masih sulit dijangkau. Pada kecamatan paling ujung di Seruyan, Seruyan Hulu maupun Suling Tambun, akses transportasi dan komunikasi menuju ke daerah itu masih sulit dijangkau. 

'Mengejar capaian tingkat produksi pangan ini sebenarnya merupakan masalah serius. Belum lagi jika kita berbicara masalah kemampuan petani di lapangan, pengolahan lahan ataupun penyediaan bibit. Di sinilah masalah yang kita hadapi. Namun penanganannya akan terus kita upayakan secara maksimal,' kata Ilias. (PARNEN/N).

Berita Terbaru