Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Polres Kotim akan Tindak Angkutan Bak Terbuka Bawa Pemudik

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 16 Juni 2016 - 15:15 WIB

BORNEONEWS, Kotim - Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Kotawaringin Timur meminta perusahaan maupun warga agar tidak menggunakan angkutan bak terbuka membawa para pemudik atau orang. Jika ada yang nekad, walau dengan alasan mengantar karyawan ke pelabuhan, atau lainnya, polisi akan menindak tegas.

'Akan langsung kami tilang di tempat, tanpa ada peringatan apapun,' ujar Kasat Lantas Polres Kotim, AKP Boni Arifianto kepada Borneonews, di Sampit, Kamis (16/6/2016).

Di Kotim sering terlihat kendaraan seperti pikap terbuka, tanpa atap, maupun truk digunakan untuk mengangkut manusia. Hal ini dianggap tidak baik, dan sangat membahayakan bagi penumpangnya apabila terjadi kecelakaan. Selain itu, hal tersebut juga tidak memuliakan manusia.  

'Kami akan menindak tegas dengan melakukan penahanan fisik kendaraan dan surat-suratnya. Hal itu dalam rangka penegakan hukum terhadap kendaraan bak terbuka yang digunakan untuk mengangkut manusia semuanya disamaratakan,' ungkap Boni.

Pihaknya tidak ingin kejadian kecelakaan lalulintas truk terbuka yang mengangkut manusia beberapa tahun silam terulang kembali. Sebab, tidak jarang karyawan perusahaan besar swasta (PBS) yang hendak mudik melalui pelabuhan Sampit diangkut menggunakan truk terbuka dari perusahaan ke pelabuhan.

Dengan melihat hal tersebut, pihaknya memberikan peringatan dini, sehingga musibah yang menelan puluhan korban jiwa akibat kecelakaan truk bak terbuka membawa penumpang selama ini dapat dihindari.

Menurutnya, kendaraan terbuka hanya diperbolehkan untuk mengangkut barang dan alat-alat lainnya. Sedangkan untuk manusia yang hendak bepergian, sudah disediakan angkutan khusus untuk mengangkut mansuia seperti bus, angkot dan lain-lain.

'Tidak hanya truk bak terbuka dilarang mengangkut manusia. Mobil travel juga jangan mengangkut penumpang melebihi kapasitas kendaraan. Manusia bukan barang yang ditumpuk, sehingga risiko kecelakaan pun sangat besar,' kata Boni Arifianto. (M. HAMIM/N).

Berita Terbaru