Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bengkulu Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

'PBNU: Teror Atas nama Agama Kejahatan Paling Jahat

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 26 Juni 2016 - 22:21 WIB

BORNEONEWS-Palangka Raya:  KETUA Umum pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menegaskan bentuk kejahatan paling buruk atau jahat di dunia adalah kegiatan yang mengatasnamakan agama. Termasuk dari kalangan islam yang mengatasnamakan islam dalam gerakan radikalnya membunuh atau merampok orang lain demi tujuan kelompoknya.

"Tidak ada dosa yang lebih besar melebihi kejahatan yang mengatasnamakan agama. Paling jahat itu. Kalau orang membunuh atau apapun itu atas nama agama atau Tuhan namanya dijual untuk lakukan kejahatan, kurang ajar banget," cetusnya, Sabtu (25/6) malam usai beri tausiyah di istana Isen Mulang, Palangka Raya.

Penekanan Said Aqil ini menyikapi adanya insiden penyanderaan yang kedua kali dilakukan milisi Abu Sayaf di Filipina kepada awak kapal yang diantaranya dari Indonesia, serta gejolak kekerasan yang meningkat di Jazirah Arab.

Semua teroris, lanjut KH Said Aqil yang pernah menempuh studi selama 14 tahun di Timur Tengah guna menamatkan S1 hingga S3 nya ini, semua gerakan atas nama Islam baik itu ISIS, Alqaedah, Jihad Islam, Takfiri Hijrah, Abu sayaf, caranya telah jauh dari Islam.

"Itu teroris. Demi Alloh, saya bersumpah bahwa yang diperbuat mereka itu bertentangan dengan Islam," tegasnya.

Terkhusus menanggapi kelompok perompak Abu Sayaf, Kyai Said bersepakat jika ditempuh kebijakan penghentian ekspor batubara ke Filipina. Langkah itu guna memberikan warning Filipina agar serius menangani pemberontakan atau separatis di wilayahnya.

"Sebenarnya Pemerintah RI harus lebih tegas dan kerjasama dengan pemerintah Filipina agar berantas Abu Sayaf. Mereka itu bukan jihad tapi petualang dan rampok yang mengatasnamakan Islam," ia menandaskan.

Sementara itu kepada Kalteng Kyai Said  berharap agar nilai keislaman yang harus ditekankan, Keragaman harus dijaga, dan kerukunan agar dibina. Sehingga tidak lagi ada paksaan dalam agama atau tekanan dalam menjalankan ibadah. Saling menghormati, tetapi hukum harus tetap jalan.

"Itulah yang namanya Madinah, kota yang berkebudayaan, seperti yang diinginkan Nabi SAW. Saya doakan supaya Kalteng semakin maju sejahtera, adil dan makmur. Masyarakatnya rukun, hilangkan perbedaan agama, suku, partai dan pilihan pilkada sekalipun," ucapnya kepada Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. (RZ/*)

Berita Terbaru