Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pangkajene Kepulauan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ustadz, Pendeta dan Pisur Ditantang Ubah Kebiasaan Mabuk Masyarakat Saat Pesta

  • Oleh Hairul Saleh
  • 16 Juli 2016 - 12:40 WIB

BORNEONEWS, Kasongan - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Katingan Mohadi menantang para pemuka agama seperti ustadz, pendeta dan pastur untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat guna mengubah dan mengalihkan kebiasaan sebagian besar masyarakat Bumi Penyang Hinje Simpei yang' meminum minuman keras pada acara pesta perkawinan maupun acara lainnya.

Mohadi mengatakan itu saat memberi sambutan pada acara pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) V Tingkat Kabupaten Katingan di Gereja Imanuel Desa Tumbang Manggo, Kecamatan Sanaman Mantikei, baru-baru ini.

'"Kerukunan umat beragama di Katingan harus kita kaji. Ubahlah pendidikan masyarakat, jangan biasakan ada pesta juga ada minuman keras. Alihkanlah kebiasaan itu pada hal lain yang lebih baik dan positif, karena minuman keras ini berakibat memicu perkelahian sampai menelan korban nyawa. Ini menjadi tugas kita semua, terutama para ustad, pendeta dan pastur," tegas Mohadi.

Pada kesempatan itu juga, Mohadi berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mempunyai filter untuk menangkal efek negatif globalisasi dunia. Terutama yang menyangkut masalah narkoba dan obat jenis lainnya yang membahayakan generasi penerus bangsa.

"Kita harus mempunyai filter untuk Menangkal agar tidak sampai terjerumus lubang hitam yang namanya narkoba. Narkoba itu sangat merugikan kita, secara fisik dan batin. Sedangkan bos dan bandar-bandarnya yang untung," imbuhnya.

'Terkait pelaksanaan Pesparawi, menurut Mohadi, melalui kegiatan keagamaan umat Nasrani itu diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan antar umat beragama di Kabupaten Katingan. Selain ini juga sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan daerah.

Sementara itu, Bupati Katingan Ahmad Yantenglie mengutamakan kepada masyarakat agar' mengindahkan perbedaan, baik perbedaan suku, agama maupun hal lainnya'.

"Jangan salah memaknai perbedaan dan harus mengutamakan toleransi antar umat beragama. Perbedaan itu untuk saling mengenal. Jangan perbedaan untuk permusuhan dan pertikaian. Jangan alergi dengan perbedaan," tutupnya. (HAIRUL SALEH/m)

Berita Terbaru