Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Cuaca Buruk Harga Udang Melonjak

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 17 Juli 2016 - 17:15 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Musim pancaroba Timur menuju kemarau mengakibatkan cuaca di perairan laut Kumai buruk. Ketinggian gelombang yang mencapai 2-3 meter menyulitkan nelayan untuk pergi melaut mencari ikan. Hal itu mengakibatkan harga hasil tangkapan nelayan di desa Pesisir terpadu Kubu, Bugam dan Keraya berupa ikan dan udang melonjak.

Bagi nelayan dengan kapal berkekuatan 5-10 GT hal itu tentu tidak menjadi persoalan tetapi bagi nelayan kecil dengan mesin donfenk 20-23 PK tentu saja sangat berisiko. Sehingga nelayan kecil tidak ada pilihan mereka tetap melaut agar dapur tetap mengebul.

"Mensiasatinya yakni menunggu cuaca teduh, tetapi kan cuaca tidak bisa diprediksi sehingga ketika cuaca tiba-tiba buruk ini membahayakan nelayan kecil. Tapi mereka tetap harus melaut," ujar Astur, warga nelayan desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Minggu (17/7/2016).

Menurut Astur, saat ini harga Udang laut yang awalnya hanya Rp75 ribu per kilogram naik menjadi Rp100 ribu. Sementara ikan bawal laut putih harganya juga sama dengan udang per kilogram mencapai Rp100 ribu.

Sementara Kakap Merah harganya mencapai Rp45 ribu per kilogram. "Udang dan ikan-ikan itu kualitas ekspor jadi terbilang mahal harga jualnya," ungkap Astur.

Astur menerangkan dengan kondisi cuaca yang buruk seperti saat ini untuk nelayan yang menggunakan kapal 5 GT selama dua minggu melaut bisa memperoleh hasil hingga Rp15 juta. Namun pendapatan tersebut dirasa kurang karena harus dibagi dengan ongkos operasional dan anak buah.

"Kurang juga hasilnya belasan juta karena terbagi untuk yang lain-lain seperti operasional dan bayar anak buah," terang Astur.

Astur memperkirakan, cuaca akan kembali teduh sekitar sebulan kemudian, saat itu lah baik nelayan besar dan kecil akan maksimal dalam berburu hasil laut. Apabila cuaca terus buruk walaupun sumber daya perikanan melimpah nelayan tetap saja memilih untuk berdiam diri dan kebanyakan mereka akan beralih profesi untuk sementara waktu menunggu laut teduh.

"Ya, kebanyakan memilih untuk istirahat melaut hingga cuaca kembali teduh," pungkas Astur. (KOKO SULISTYO/m)

Berita Terbaru