Aplikasi Sistem Pemetaan Suara Pemenangan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pusat Gelontorkan Rp2,9 Miliar Tangani Abrasi Ujung Pandaran

  • Oleh Rafiuddin
  • 10 Agustus 2016 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Kotim - Pemerintah pusat menggelontorkan anggaran Rp2,9 miliar untuk menanggulangi bencana abrasi yang setiap tahun melanda pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Dana tersebut untuk menangani masalah abrasi pembangunan tanggul pemecah gelombang tambahan di wilayah objek wisata andalan Kotim itu.

'Panjang total proyek pembangunan tanggul termasuk dua tutup break water yaitu 68,56 meter, lebar bawah 10,39 meter, lebar atas 1,26 meter dan tinggi 3,08 meter,' kata Camat Teluk Sampit, Sukarnedi Samsurijal, Rabu (10/8/2016).

Saat ini, pembangunan tanggul pemecah gelombang atau break water tambahan itu sedang dilaksanakan. Sedangkan pembuatan tanggul dilakukan dengan menumpuk material batu belah berukuran besar, kemudian ditutup dengan menggunakan cor semen berbentuk kubus.

Akibat abrasi yang melanda pantai itu, sejak 2014 hingga sekarang sudah 29 rumah warga yang roboh atau sengaja dirobohkan akibat abrasi menggerus pondasi rumah.

'Pemerintah sudah berencana merelokasi seluruh rumah warga di bibir pantai dengan membangunkan rumah yang lebih representatif di lokasi aman. Total rumah nelayan yang direlokasi 330 rumah di mana sebanyak 88 rumah telah dibangun di tahun 2015 dan di 2016 diusulkan lagi pembangunan minimal 100 unit rumah,'  kata Samsurijal.

Sekitar empat tahun terakhir, abrasi di pantai Ujung Pandaran makin parah. Sudah belasan rumah nelayan terpaksa dirobohkan karena tanah tempat rumah itu dibangun sedikit demi sedikit tergerus abrasi akibat kuatnya gelombang menerpa pantai yang menghadap laut Jawa tersebut.

Kini nelayan yang bermukim di Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit tersebut diliputi kecemasan karena abrasi masih terjadi. Penanganan darurat yang dilakukan pemerintah daerah dengan membangun penahan gelombang berupa geobag atau karung berisi pasir, diperkirakan tidak bisa bertahan terlalu lama.

Pada 2015 lalu, penanganan darurat dilakukan pemerintah daerah bekerjasama dengan TNI, Tagana dan lainnya bergotong-royong membangun tanggul penahan gelombang berupa geobag sepanjang seratus meter lebih. (RAFIUDIN/N).

Berita Terbaru