Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Bandar Lampung Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wagub Kalteng Minta Pemahaman Kesehatan Reproduksi Digencarkan

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 24 Agustus 2016 - 13:50 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya -  Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Habib Said Ismail menekankan agar pemerintah dan pihak terkait memberi perhatian khusus mengenai kesehatan reproduksi, untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Saat ini masih tinggi angka angka kematian ibu dan anak saat melahirkan, baik secara nasional maupun di sejumlah daerah rawan.

'Saya sangat mendukung upaya peningkatan kesehatan reproduksi ini. Apapun yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi ini perlu ditingkatkan lagi pemahamannya di tengah masyarakat. Kita harapkan, khususnya di Kalteng, bisa maksimal diterapkan dan mampu menekan angka kematian ibu dan anak,' ungkap Wagub Kalteng, Habib Said Ismail saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan Terpadu TP.PKK-KKBPK Tingkat Provinsi Kalteng, di Palangka Raya, Selasa (23/8/2016)

Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, BKKBN Dwi Listya Wardhani mengatakan, tingginya angka kematian ibu dan anak bukan persoalan yang mudah untuk ditekan. Sebab, semua itu tergantung sejauhmana pemahaman masyarakat tentang kesehatan reproduksi.

Dwi Listya menegaskan, sudah ada kebijakan yang mengatur kesehatan reproduksi dalam Peraturan Pemerintah nomor 61 tahun 2014. Namun menjadi pertanyaan, sejauh mana peraturan tersebut diketahui  dan sampai mana implementasinya. Kedua hal tersebut tidak kalah penting, untuk mengukur pemahaman masyarakat terkait kesehatan reproduksi.

'Memang sudah ada aturannya. Tetapi saya rasa tetap saja masalah kesehatan reproduksi harus kita gencarkan lagi. Sebab malah kurang maksimal apabila tidak ada sosialisasinya. Ini ada hubungannya, menekan angka kasus kematian ibu dan anak ini harus kita awali dengan ada pemahaman tetang kesehatan reproduksi,' sebutnya.

Progam Empat Terlalu

Sejauh ini pihaknya sudah mengambil berbagai langkah untuk menekan angka kematian ibu dan anak tersebut, yang salah satunya melalui program 4 Terlalu. Pertama, jangan terlalu muda menikah dan punya anak. Kedua, jangan terlalu tua punya anak. Ketiga, Jangan terlalu rapat jarak kelahiran anak, dankeempat, jangan terlalu banyak anak.

Pihaknya sudah menganjurkan usia minimal melahirkan 21 tahun, sedangkan usia maksimal 35 tahun. 'Jika belum mencapai angka itu, disarankan tunda terlebih dahulu. Sebab, jika dipaksakan beresiko pada kematian. Untuk jarak kelahiran anak, minimal 3 tahun,' katanya. (RZ/N).

Berita Terbaru