Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kobar Berstatus Tanggap Darurat Karhutla

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 26 Agustus 2016 - 18:40 WIB

BORNEONEWS, Kobar - Kobar kini berstatus tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), telah menaikkan status Siaga Karhutla, yang diberlakukan sejak Juni 2016 menjadi tanggap darurat Karhutla, 8 Agustus 2016.

"Status tersebut akan berlaku selama satu bulan hingga 8 September 2016. Status tanggap darurat dapat diperpanjang dengan melihat kondisi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi. Bila kondisinya stabil, status tersebut dapat dikembalikan menjadi siaga Karhutla," kata Kepala BPBD Kobar, Hermon F. Lion, saat dihubungi Borneonews, Jumat (26/8/2016).

Hingga sejauh ini BPBD Kobar mencatat ada 45 hotspot yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kotawaringin Lama (Kolam), Arut Selatan (Arsel), Arut Utara (Aruta), Pangkalan Banteng dan Kumai. Dari jumlah titik panas tersebut, ada tiga kecamatan yang dominan terdapat titik api, yakni, Kumai, Arsel dan Kolam. Dari tiga kecamatan tersebut ditambah kecamatan lain, luasan lahan yang terbakar sudah lebih dari 500 hektare. 

"Arsel, Kolam dan Kumai yang banyak titik api, sementara kecamatan lain hanya satu-dua," kata Hermon.

Satuan Tugas (Satgas) Karhutla, yang terdiri dari BPBD Kobar, Kodim 1014/PBN, Polres Kobar serta BKSDA SKW II Pangkalan Bun (Manggala Agni), terus berupaya melakukan upaya pemadaman kebakaran hutan dengan menyiagakan seluruh armada, begitu pula armada yang dimiliki oleh BKSDA SKW II Pangkalan Bun, baik yang berukuran besar dan kecil juga diterjunkan dalam upaya pemadaman Karhutla.

Namun, karena saat ini titik api yang terpantau berada sudah jauh dari akses jalan maka Satgas Karhutla lebih banyak menggunakan peralatan pemadam portable. 

"Prosentase penanganan karhutla 70 persen menggunakan pemadam portable, karena unit sudah tidak bisa menjangkau titik lokasi," beber Hermon.

Sejak 12 Agustus tim di dukung pemadaman dari udara dengan mendapat bantuan udara dua unit heli bell. Hermon menilai dukungan udara tersebut sangat efektif karena heli bell dapat melakukan bloking terhadap penyebaran api untuk lokasi-lokasi yang berada di luar jangkauan Satgas Karhutla.

"Heli bell juga membantu pemadaman-pemadaman dalam operasi baik itu ditempat yang terjangkau oleh Satgas di darat maupun yang tidak terjangkau," ungkap dia. (KK/N).

Berita Terbaru