Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bangun SDN Lawang Uru Bupati Pulang Pisau Minta Lahan Clean and Clear

  • Oleh James Donny
  • 27 September 2016 - 12:20 WIB

BORNEONEWS, Pulang Pisau - Untuk membangun SDN Lawang Uru 2, Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Bupati Pulpis, H Edy Pratowo meminta lahannya clean and clear. Kondisi memprihatinkan sekolah yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat itu, mengundang perhatian banyak pihak.

Bahkan orang nomor satu Provinsi Kalimantan Tengah, Gubernur H Sugianto Sabran langsung menanggapi dan berjanji akan segera menghubungi Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo saat membaca infromasi tersebut dalam akun media sosiali Facebook warga lawang uru yang ramai juga dibicarakan masyarakat Pulang Pisau. 

Bupati mengatakan sekolah yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat tersebut perlu clean ang clean pada saat akan dibangun.

"SDN Lawang Uru ini  ada di kampung seberang sungai, dan karena murindnya semakin sedikit, relokasi dilakukan masyarakat dengan swadaya dengan lokasi pinggir jalan, dari pada dibangun sekolah lagi, lebih baik kita regrouping dengan SDN 1 Lawang Uru yang muridnya lebih banyak," kata Bupati Pulang Pisau, Edy Pratowo, Senin (26/9/2016).

Menurut Edy melihat masalah tanah yang sering menjadi sengketa karena tidak clear and clean, Bupati mengharapkan agar syarat untuk mebangun sekolah dapat dipenuhi oleh pihak desa, sehingga sekolah untuk SDN 1 tersebut dapat dilaksanakan.

"Kita minta pendapat dinas seperti apa, yang pasti itu ada solusinya," ujar Edy. Bupati meminta untuk membuat nota pertimbangan dan semua harus clear and clean. "Jika semua syarat bisa dipenuhi kita siap bangun, yang penting yaratnya harus terpenuhi, supaya pada saat dibangun tidak terjadi masalah," kata Edy.

Hal yang sama dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Aminah, bahwa masih belum dapat membangun karena tanah masih belum clear and clean. "Jumlah murid yang ada masih sedikit, dan kalau dibangun harus lewat berbagai kajian dan persyaratan tidak bisa begitu saja," katanya. "Saya sudah panggil kepala UPTD terkait hal ini, dan jika kita paksakan juga bangunan sekolah yang lama menjadi mubazir," katanya.

Terkait hal tersebut guru SDN Lawang Uru 2 Erna Sinta mengatakan, masyarakat melakukan swadaya memindahkan SDN 2 Lawang Uru karena sekolah sering mengalami banjir tahunan dan beresiko anak murid. "Karena berbahaya buat anak sekolah, murid banyak yang pindah, dan masih ada sekitar 47 siswa," kata Erna.

Karena tidak ada pembangunannya, kata dia masyarakat dan guru secara swadaya mengumpulkan seng bekas dan papan untuk sekolah tersebut di lokasi yang dinilai lebih aman. Namun karena kondisi sekolah yang tidak layak, siswa terpaksa bergabung dengan SDN Lawang Uru 1."Kita juga sempat memakai terpal, dan kita mengharapkan ada pembangunan dan usulan sudah kita sampaikan dalam musrenbang, reses dan sebagainya tapi tidak telalu direspon," katanya.

Untuk pembangunan kata dia pemerintah desa sudah menyiapkan tanah hibah dengan ukuran yang cukup untuk bangunan sekolah. "Kalau bupati tanya sertifikat, sekarang yang namanya di desa kesulitan untuk memeperoleh sertifikat, tapi saya menjamin 100% tanahnya aman karena sudah diprioritaskan pemerintah desa," terang wanita yang juga anggota BPD Lawang Uru. (JAMES DONNY/N).

Berita Terbaru