Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

PWI Kotawaringin Timur Minta Polisi Usut Penganiaya Wartawan Barito Selatan

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 30 September 2016 - 15:41 WIB

BORNEONEWS, Kotim - Puluhan wartawan yang tergabung dalam PWI Kotawaringin Timur meminta polisi mengusut tuntas penganiayaan terhadap wartawan di Barito Selatan, Kalimantan Tengah. JM, wartawan Palangka Ekspres dipukul ketika berada di Kantor PWI, Kamis (29/9/2016) sekitar pukul 12.30 WIB. Diduga kuat pelakunya, anggota DPRD Barsel, yang tidak terima karena menulis berita 'Anggota DPRD Barsel Dipolisikan'.   

'Kalau memang ada pemberitaan yang salah, tempuhlah jalur yang sudah tersedia. Karena wartawan dalam menjalankan tugas ada undang-undangnya. Jangan hanya bisa main hakim sendiri,' ujar Ketua PWI Kotim, Andri Rizky Agustian, ketika menyampaikan orasinya saat menggelar aksi damai di depan Balai Mentaya Sekretariat PWI Kotim, Jumat (30/9/2016).  

Menurut Andri, aksi premanisme yang dilakukan anggota DPRD Kotim, bersama preman itu, tidak bisa dibiarkan. Hal ini menyangkut keselamatan para wartawan untuk melakukan pekerjaannya. Yang sehari-hari hanya menjadi pewarta dan pencari berita untuk memberikan kabar kepada seluruh masayarakat.

Andri menjelasakan wartawan menjalankan tugasnya dilindungi dengan Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang pers, dan juga berpegang pada kode etik jurnalistik. Sehingga kalau memang ada keberatan tentang berita yang dibut. Maka penyelesaiannya bukan dengan kekerasan, melainkan melalui jalur yang sudah disiapkan.

'Yang pasti kami minta usut tuntas kasus ini, jangan sampai dibiarkan begitu saja. Karena ini bisa berdampak buruk bagi profesi wartawan,' ungkap Andri.

Hal yang sama juga dikatakan Pemimpin Redaksi Radar Sampit, Duito Susanto saat berorasi, insiden yang terjadi terhadap salah wartawan itu sungguh telah melukai profesi pewarta. Dan itu juga mencerminkan tindakan premanisme. Padahal pelakunya diduga kuat mengerti aturan dan menjadi wakil rakyat.

'Saya sangat menyayangkan aksi tersebut, karena itu menunjukkan premanisme,' kata Duito.

Sementara, aksi solidaritas yang wartawan PWI Kotim dari berbagai media itu dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB. Dimana ada puluhan wartawan dengan membawa karton yang bertuliskan 'Stop kekerasan terhadap wartawan.' Selain itu juga ada yang meminta agar polisi menindak tegas pelakunya.

Hal tersbeut dilakukan demi keamanan wartawan yang bertugas mencari berita dilapangan. Karena kalau dibiarkan bukan tidak mungkin akan ada korban lainnya. (M. HAMIM/N).

Berita Terbaru