BORNEONEWS, Pangkalan Bun -- Stan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi favorit pengunjung pameran benda pusaka di Istana Kuning dalam pagelaran Festival Keraton Nusantara (FKN) ke X.  Stan pameran ini merupakan tempat favorit  bagi pengunjung untuk berselfie. 

"Selain ingin mengetahui perjalanan sejarah Kesultanan Yogyakarta, pengunjung banyak memanfaatkan penataan stan yang indah untuk berfoto selfie," kata Muhammad Akbar, salah satu siswa SMA Negeri 1 Pangkalan Bun yang mengunjungi  stan Ngayogyakarta.  "Yogyakarta kan sudah merupakan kiblat budaya sehingga hajatan ini merupakan kesempatan buat kami untuk menggali lebih dalam sejarah kesultanan Yogyakarta dan kesultanan lain di Indonesia," lanjut  Akbar di depan stan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Selasa (11/10/2016).

Begitu tinggi minat Akbar terhadap benda-benda peninggalan leluhur itu,  ia nyerocos menuturkannya kembali kepada wartawan Borneonews. "Kesultanan yang hadir dalam FKN mempunyai benda-benda pusaka yang penting untuk diketahui.  Seperti Keraton Ngayogyakarta memiliki pusaka  seperti Tombak Kyai Ageng Pleret yang merupakan senjata Panembahan Senopati pada saat kejayaan Kerajaan Mataram, pusaka tombak Kolo Cokro yang merupakan pusaka Paku Buwono ke X dari Karaton Surakarta Hadiningrat.

"Selain itu ada pedang Sabet dari Keraton Kecirebonan dan Sudanga yang merupakan senjata yang dipegang oleh Sultan Hasanudin," beber Akbar.

Tetapi  apa rahasianya sehingga stan ini diserbu pengunjung untuk berselfie Salah seorang  abdi dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Raden Sukamto mengatakan bahwa sejak hari pertama pameran benda pusaka di Istana Kuning, sudah ribuan orang yang datang baik untuk mengetahui sejarah ataupun hanya sekadar berfoto ria. Ia pun tidak bosan melayani pengunjung yang memintanya untuk berfoto bersama. 

Menurutnya ketertarikan pengunjung ke stan Karaton Ngayogyakarta selain karena memang Yogyakarta sudah dikenal luas juga karena penataan interior yang apik. Foto-foto Sri Sultan Hamengkubuwono serta foto-foto keraton, alun-alun dan berbagai foto seni budaya menjadi daya tarik tersendiri.

"Selain itu ada replika pasukan keraton dengan baju kebesarannya dan benda pusaka lainnya," terang Sukamto. (KOKO SULISTYO/*)