Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kepulauan Anambas Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

FKN X Resmi Ditutup

  • Oleh Budi Baskoro
  • 12 Oktober 2016 - 23:13 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Keraton Nusantara (FKN) X di Pangkalan Bun resmi ditutup oleh Bupati Kotawaringin Barat, Bambang Purwanto, Rabu (1210/2016) malam.

Acara yang dihelat di halaman Aula Antakusuma ini dengan tarian adat yang menceritakan tentang legenda Bukit Sampuraga. Cuaca dingin seusai hujan, dan banyak bagian dari lapangan yang becek, tak mempengaruhi ribuan warga Kota Manis untuk menyaksikan perhelatan ini.

Kemudian, dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi dan Informasi Keraton Nusantara (FKIKN), Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari, kembali menyurakan agar keraton-keraton di Nusantara tidak ditinggalkan dalam pembangunan bangsa.

"Kita jangan hanya sebagai penonton karena kita inilah isi dari republik ini, sukma dari republik ini. Kita mengingatkan, agar diberi peran lebih. Seperti saat pertama republik ini didirikan, sultan diberikan kewenangan jadi bupati," ujar GKR Wandansari.

Di pengujung sambutan, Wandansari mempersilakan Pangeran Muasjidinsyah, adik dari Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsnyah, sultan XV Kotawaringin, untuk membacakan Deklarasi Kotawaringin 2016, yang dirumuskan sehari sebelumnya oleh para raja anggota FKIKN di Hotel Swiss-Belinn Pangkalan Bun.

Keraton mengembangkan budaya

Bupati Bambang Purwanto, dalam sambutannya sebelum penutupan

berharap agar budaya yang dikelola oleh kerajaan dan kesultanan, terus dijaga, dikembangkan, disesuaikan dengan kondisi terkini. Ia juga berharap agar rekomendasi para sultan dan raja bisa diakomodir pemerintah RI.

"Namun ketika salah menyampaikan bisa kurang mendapat tanggapan. Ibarat mengambil jarum di tepung, tapi tepungnya tidak berantakan. Ini yang perlu dipikirkan. Kenapa saya memberikan masukan seperti ini, karena saya berasal dari Amangkurat I (Raja Mataram keempat)," kata Bambang.

Bambang juga berharap, para raja dan sultan bisa bersinergi dengan pemerintah dalam mengelola kebudayaan. "Sehingga ada dua kekuatan besar. Budaya yang ditopang oleh keraton dan kesultanan. Pemerintah memegang kendali pemerintahan. Jangan sampai ini saling berebut yang akhirnya merugikan masyarakat luas," jelasnya.

Di akhir penutupan, Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah menyerahkan bendera petaka FKIKN kepada GKR Wadansari. Putri Sri Susuhunan Pakubuwono XII itu kemudian menyerahkan petaka itu pada Pangeran Adipati Arief Natadiningrat, Sultan Sepuh XIV, Kasepuhan Cirebon, yang bakal menjadi tuan rumah FKN selanjutnya. (B-10)

Berita Terbaru