Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Tanjung Jabung Barat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

12 Warga Kotawaringin Timur Meninggal Akibat HIV/AIDS

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 06 November 2016 - 18:13 WIB

BORNEONEWS, Sampit --  Banyak penderita HIV/AIDS tak tertolong. Dalam kurun waktu dari Januari hingga awal November 2016 ini, ada 12 warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang meninggal dunia akibat HIV/AIDS. 

Data tersebut disampaikan pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Nugroho Kuncoro Yudho. Berdasarkan data yang  mereka miliki, korban penyakit yang merupakan momok menakutkan, karena belum ada obatnya ini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"Di 2015 hanya 9 orang pengindap HIV/AIDS meninggal dunia, namun di 2016 ini mengalami peningkatan yakni 12 orang," ujar Nugroho. 

Setiap tahun pengindap penyakit itu terus mengalami peningkatan. Demikian pula korbannya, terus meningnkat.  Pada tahun 2011, jumlah warga yang meninggal dunia akibat mengidap HIV-AIDS sebanyak 2 orang, tahun 2012 tidak ditemukan. Tetapi tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebanyak 3 orang. Sedangkan tahun 2015 sebanyak 9 warga yang meninggal dunia, dan hingga awal November 2016 sudah terdapat sebanyak 12 orang yang harus kehilangan nyawa akibat penyakit mematikan ini.

Tidak hanya itu, Nugroho juga mengatakan bahwa jumlah warga Kotim yang terjangkit virus hingga menyerang sistem kekebalan tubuh manusia atau penderita HIV dalam tiga tahun juga terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 terdapat sebanyak 37 orang, 2015 meningkat tajam 47 penderita, dan hingga oktober 2016 sudah terdata sebanyak 42 orang.

"Korban memang meningkat tiap tahunnya, dan itu yang saat ini kami sering sosialisasikan agar masyarakat selalu menghindari seks bebas, dan hal lainnya yang bisa menularkan penyakit tersebut," ungkap Nugroho. 

Sedangkan secara garis besar menurut Nugroho, cara pencegahannya tergantung dari cara penularannya. Yakni mencegah penularan HIV lewat hubungan seks yang tidak higinis.  Kemudian mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar darah HIV melalui jarum suntik dan tato, hingga pisau cukur. Selain itu mencegah penularan HIV lewat transfusi darah atau produk darah lain, serta mencegah penularan dari ibu yang terinfeksi HIV kejaninnya. (MH/*)

Berita Terbaru