Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Industri Sawit Tak Pantas Disalahkan Terkait Deforestasi

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 14 Desember 2016 - 12:15 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Di tengah meningkatnya industri kelapa sawit Indonesia dalam 15 tahun terakhir, industri minyak sawit mentah (CPO) justru sedang menghadapi tantangan, terutama menjadi sasaran tembak kampanye negatif negara Barat. 

"Negara-negara Barat memang sering mengampanyekan isu lingkungan dan deforestasi. Industri kelapa sawit tidak bisa serta merta disalahkan soal deforestasi. Jika ada isu deforestasi, sebenarnya justru minyak kedelai yang membutuhkan pembukaan lahan paling besar," kata Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Joko Supriyono dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip di Pangkalan Bun, Rabu (14/12/2016).

Jika dihitung-hitung, menurut Joko, industri minyak kedelai membutuhkan lahan baru seluas 115 juta hektar pada 2025. Sementara industri kelapa sawit hanya membutuhkan 15,2 juta hektar pada tahun yang sama. Artinya, justru kelapa sawit yang memiliki bargaining position untuk memenuhi kebutuhan dunia.

Dalam hal ini, Joko menilai negara-negara Barat memiliki kepentingan untuk melindungi komoditas nasionalnya. Sedangkan isu lingkungan dan deforestasi hanya menjadi dalih untuk menutupi agenda ekonomi mereka.

"Apabila Indonesia melakukan moratorium kelapa sawit, sudah pasti akan kehilangan market share di pasar global sehingga menguntungkan negara-negara penghasil kedelai dan kanola. Sedangkan kelapa sawit hanya ada di negara tropis dan negara Barat tidak bisa menghasilkan itu," ujar Joko. (NEDELYA RAMADANI/m)

Berita Terbaru