Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Meriam Peninggalan Penjajahan Belanda Masih Digunakan Warga Sembuluh

  • Oleh Parnen
  • 30 Januari 2017 - 08:18 WIB

BORNEONEWS, Kuala Pembuang - Keberadaan sepasang meriam kuno di Desa Sembuluh, Kecamatan Danau Sembuluh itu, sudah banyak warga Seruyan yang tahu. Meriam bekas peninggalan penjajahan Belanda itu, ternyata sampai sekarang masih aktif dibunyikan warga setempat.

"Meriam ini, dibunyikan jika ada warga desa yang menggelar pemenuhan hajatan selain acara selametan. Misalnya, ada warga yang ingin memiliki anak perempuan sebelum melahirkan dan akan membunyikan jika terkabul. Maka begitu keinginan warga itu terkabul, dia segera membunyikan meriam tersebut," kata Supian, warga desa setempat, Senin (30/1/2017).

Sepasang meriam itu, sering menjadi tontonan bagi warga pendatang yang berkunjung ke desa mereka. Sehari-hari senjata warisan Belanda itu, diletakkan pada sebuah tempat khusus yang berada di belakang rumah salah seorang warga.

Untuk membunyikan meriam itu tidaklah sulit. Cukup menggunakan sendawa yang terbuat dari bahan kimia, serta ditambah serabut kelapa kering. Selanjutnya, sendawa itu dimuat atau ditaruh ke bagian selelongsong meriam dengan diendapkan sesaat. Terakhir,  disulut dengan percikan api. Maka meriam tersebut akan mengeluarkan suara dentuman bunyi yang cukup keras.

'Biasanya warga yang membayar hajatnya dengan membunyikan meriam, sering menjadi tontonan tersendiri bagi warga sekitar," ujarnya.

Sementara itu, terkait sejak kapan sepasang meriam itu ada di Desa Sembuluh, oleh sebagian warga desa banyak yang tidak mengetahui pasti sejak tahun berapa meriam itu sudah ada dilokasi pemukiman mereka.

Namun menurut penuturan dari para sesepuh desa yang sudah berusia tua, jika kedua meriam yang mempunyai ukuran berbeda yakni ukuran besar dan kecil itu, adalah merupakan bekas peninggalan kolonial Belanda tempo dulu. Hal itu dibuktikan dengan terdapatnya tulisan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) pada badan meriam.

"Kabar cerita disebutkan jika Desa Sembuluh ini dahulunya dijadikan sebagai daerah pelarian oleh tentara Belanda dari kejaran musuh saat berlangsungnya perang penjajahan zaman dulu. Dulunya desa ini, tidak seperti yang sekarang yang ramai pemukiman dan penduduk. Tetapi kawasan desa dahulu hanya berupa hutan yang banyak ditumbuhi oleh semak belukar," kata Supian meangkhiri. (PARNEN/N).

Berita Terbaru