Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Poso Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini 5 Modus Penipuan yang Paling Sering Digunakan di Kobar

  • 01 Februari 2017 - 10:12 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Berbagai cara dilakukan para penipu untuk menjerat calon korbannya. Agar terhidar dari aksi penipuan, masyarakat perlu mengenali modus yang paling sering digunakan penipu.

Berikut aksi penipuan yang pernah terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) :

1. Menggunakan Agen Travel Haji dan Umroh

Ini seperti yang pernah dilakukan Irianor (60) pada Mei 2016 lalu. Dengan menggunakan agen travel haji dan umrah, Irianor berhasil meraup miliaran rupiah dari para korbannya.

Kepada korbannya, ia berjanji memberangkatkan 13 orang dan 20 jemaah haji plus pada 2015. Namun, karena tak kunjung diberangkatkan ke Tanah Suci, para korban melaporkan Irianor ke Polres Kobar. Total kerugian yang dialami korban, sekitar Rp2,5 miliar.

Tentu saja, ada banyak agen travel haji dan umrah yang dapat dipercaya. Tinggal bagaimana kita selektif memilihnya.

2. Catut Nama Pejabat Polisi

Ada pula modus penipuan dengan mencatut nama pejabat polisi. Ini, misalnya, terjadi saat pergantian Kapolres Kobar dari AKBP Heska Wahyu Widodo ke AKBP Pria Premos. Mengaku sebagai Pria Premos, seorang penipu menjanjikan kepada salah satu keluarga tersangka yang tengah ditangani Polres Kobar untuk bebas dengan meminta imbalan.

"Saya Kapolres baru, perlu dana untuk modal usaha. Nanti akan dibantu untuk mengurus perkara keluarga saudara," ucap korban menirukan ucapan pelaku.

Tanpa pikir panjang, korban menransfer uang sebesar Rp50 juta kepada pelaku. Uang itu dikirim sebanyak tiga kali. Pertama Rp10 juta, kedua dan yang terakhir masing-masing Rp20 juta. Setelah dihubungi kembali, nomor yang awalnya digunakan pelaku sudah tidak aktif lagi. Korban lalu melaporkan kejadian itu ke Polres Kobar pada Oktober 2016.

3. Gadai Emas Palsu untuk Biaya Persalinan

Modus yang satu ini tergolong nekat. Pasalnya, pelaku menemui langsung calon korbannya. Kepada calon korban, penipu mengaku membutuhkan biaya untuk persalinan, dan berniat menggadaikan kalung emas miliknya kepada korban.

Melihat akting para pelaku, korban merasa iba dan memberikan sejumlah uang kepada pelaku. Beberapa kali modus seperti ini berhasil. "Yang satu pura-pura menahan sakit karena mau melahirkan, tentu saja saya kasihan," ucap korban.

Namun, kalung emas yang digadaikan para pelaku itu palsu. Sudah tercatat ada tiga korban di Pangkalan Bun, rata-rata mereka menyasar pedagang kaki lima dan selalu beraksi pada malam hari.

4. Membajak Akun Facebook Pejabat dan Tokoh Agama

Sudah ada beberapa warga mengaku menjadi korban penipuan melalui media sosial, modus yang digunakan pelaku dengan membobol akun Facebook. Terakhir, Akun Facebook milik Ketua Badan Legislasi di DPRD Kabupaten Kobar, Mulyadi di retas hacker.

Melalui pesan Messenger, pelaku mengirimkan pesan kepada sejumlah rekan Mulyadin. Beberapa dimintai Pulsa, sebagian diminta untuk mentransfer sejumlah uang, tidak tanggung-tanggung, semua rekan Mulyadi dari berbagai kalangan disasar pelaku.

Belajar dari sejumlah kejadian, masyarakat hendaknya lebih waspada jika tiba-tiba rekan kita mengirim pesan melalui media sosial dan meminta uang atau pulsa, alangkah baiknya kita kroscek yang bersangkutan.

5. Berkedok Lelang Mobil Murah

Baru-baru ini ada sejumlah korban mengaku telah mengirimkan uang muka untuk mengikuti lelang di Bea Cukai Pangkalan Bun. Namun, setelah dikonfirmasi ke sejumlah pihak, informasi tersebut tidak ada.

Untuk menyakinkan korban, pelaku mencatut nama salah satu Anggota DPRD Kabupaten Kobar Madiwar Nidin dan panitia lelang di Bea Cukai Kobar. Tidak hanya dari Kabupaten Kobar, sejumlah korban berasal dari luar Kalimantan.

"Saya tidak pernah memberi informasi ada lelang di Bea Cukai, itu jelas-jelas penipuan. Tolong masyatakat jangan mudah tergiur dengan harga murah," ucap Madiwar.

Selain lima modus itu, sejumlah penipu juga sering menjerat calon korban dengan cara-cara lain. Beberapa melalui jual-beli online, pengumuman undian, pembangunan perumahan dan beragam cara untuk mengelabuhi calon korban.

Untuk itu, masyarakat diminta untuk memastikan dulu kredibilitas penjual saat membeli barang melalui online shop, jangan langsung tertarik harga murah.

Masyarakat juga diminta tidak mudah percaya dengan pengumuman undian yang menyatakan kita sebagai pemenang. Biasanya, pelaku meminta ditransfer sejumlah uang untuk bayar pajak dan lain-lain. Setelah ditransfer uang, mereka akan langsung menghilang. (FAHRUDDIN FITRIYA/B-10)

Berita Terbaru