Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sleman Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ada Obeservasi dalam Penentuan Penanganan Kedaruratan di IGD

  • Oleh Wahyu Krida
  • 09 Februari 2017 - 01:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Dalam sistem penanganan pasien pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang lebih didahulukan adalah pasien yang paling gawat kondisinya. Itulah disebut prinsip triase.

Namun, kegawatdaruratan itu ditentukan oleh observasi lebih dulu. "Untuk memutuskan mana pasien yang memiliki tingkat gawat darurat yang tinggi, paramedis terlebih dahulu melakukan observasi terhadap pasien," jelas Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Suyuti Syamsul, Rabu (8/2/2017).

Ia menjelaskan, ada tiga hal yang diobservasi terhadap pasien yang masuk di IGD.

"Pertama kita cek pernafasannya, peredaran darah dan tingkat kesadarannya. Dengan standar kedokteran, bisa diketahui mana pasien yang pada waktu yang sama berada di IGD memiliki tingkat paling gawat. Jadi yang paling gawat itulah yang berhak mendapatkan pertolongan medis terlebih dahulu," jelasnya.

"Bila ada beberapa korban kecelakaan yang masuk IGD. Satu pasien menderita cedera kepala berat, kemudian pasien lainnya juga menderita cedera berat, namun pada bagian kaki dan tangan. Mana yang terlebih dahulu harus ditangani" ujarnya sambil bertanya.

Yang menderita cedera kepalalah yang harus didahulukan. "Karena pasien dengan cedera kepala berat memiliki potensi meninggal lebih tinggi dari pasien yang patah kaki atau tangan." (WAHYU KRIDA/B-10)

Berita Terbaru