BORNEONEWS, Palangka Raya ' Upaya mengejar jalan mulus dari Simpang Pelantaran menuju Tumbang Samba yang dikejar pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI Wilayah Kalimantan justru menjadi bahan pertanyaan bagi Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran.

Apa sebab Menurut Sugianto, jalan tersebut belum menjadi prioritas bagi Kalteng, tapi entah kenapa menjadi prioritas bagi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN). Entah karena asal proyek ataukah betul karena perencanaan matang, adalah menjadi pertanyaan Sugianto.

'Sebab masih banyak persoalan perbaikan jalan lain yang justru lebih penting dan prioritas di Kalteng. Kok kenapa yang kesana yang dikerjakan, apa yang dikejar disitu, perekonomian mana yang ingin direbut, kawasan itu kan belum perlu yang mulus,' kata Sugianto, Jumat (17/2/2017).

Seharusnya konsep dalam membangun adalah mengindahkan target atau orientasi perekonomian rakyat. Kedua, melayani pembayar pajak yang telah rela membayarkan kepada negara. Sehingga orientasinya adalah demi kepentingan orang banyak.

'Seharusnya yang diperbaiki yang arah ke Barat, bukan karena hal lain tetapi ini orientasi pelayanan kepada pembayar pajak. Disana putaran ekonominya besar dan otomatis banyak sekali pembayar pajak, tetapi jalannya rusak tidak diperbaiki selayaknya. Kita melayani siapa Bandingkan dengan yang ke arah Samba itu, kita melayani siapa disitu,' ujarnya.

'Bukan berarti meninggalkan Samba, boleh saja tapi belum saatnya sekarang, cukup kelas jalannya yang tidak perlu terlalu spek tinggi. Ini karena persoalan anggaran yang kecil tapi harus dibagi-bagi. Karena itu dulukan yang prioritas, dan karena itu kordinasikan dengan Pemprov,' tandasnya.

Terpisah, pihak BBPJN XI Kalimantan melalui Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Perencanaan dan Pelaksanaan Jalan Nasional (P2JN) Kalimantan Tengah, Kurnia Halomoan mengatakan pembangunan jalan hingga Tumbang Samba adalah grand desain yang sudah dibuat beberapa tahun lalu. Sehingga hal tersebut merupakan roadmap jalan nasional. Ia pun meminta maaf kepada Sugianto karena kurang kordinasi dalam membangun jalan nasional di Kalteng. (ROZIQIN/B-6)