Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Langkanya Mencari Bawang Dayak Sekarang (7)

  • Oleh Testi Priscilla
  • 20 Februari 2017 - 05:54 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Langka. Selalu kata inilah yang menghantui sesuatu yang terbilang alami. Sama halnya dengan tanaman obat tradisional seperti bawang Dayak.

Dikatakan Indu Ani, Produsen sekaligus Penjual ramuan tradisional khas Dayak di Pasar Kahayan Palangka Raya bahwa untuk memesan bawang Dayak dari pembudidaya, ia tidak bisa dadakan.

"Kalau pesan nggak bisa mendadak, harus sebelum habis sudah dipesan karena setelah dipesan, baru 2 atau 3 hari bahkan seminggu kemudian baru datang dari 'ngaju'," ungkap Indu Ani kepada Borneonews.co.id, Minggu (19/2/2017).

Ngaju adalah istilah orang Dayak untuk menyebut kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Di Barito, keluarga Indu Ani menurutnya kemudian mencari dari beberapa pembudidaya bawang Dayak kemudian mengirimkannya ke Palangka Raya.

"Yang membudidaya sedikit, jadi tidak bisa cuma mengharapkan satu orang. Bisa-bisa pas lagi tidak ada, kosong juga kita. Susah mencari pembudidayanya, apalagi sekarang," tutur wanita 44 tahun ini.

Hal ini menurut Indu Ani lantaran permintaan terhadap bawang Dayak juga tidak banyak. Meski memiliki khasiat untuk berbagai penyakit, namun tanaman ini belum populer. Hanya orang-orang Dayak lama yang menggemari tanaman berkhasiat yang satu ini.

"Kalau yang seumuran kami ini bawang Dayak malah kami buat manisan, untuk camilan karena mau mengambil khasiatnya itu," tandasnya.

Membuat manisan bawang Dayak menurut Indu Ani cukup sederhana.

Bawang dayak diiris tipis 1-2 mm kemudian dikukus selama 5 menit. Masukkan dalam larutan gula yang telah dibuat (1 kg gula dimasak dengan 1 liter air). Masak sampai mengering dan muncul kristal gula, maka selesai. (TESTI PRISCILLA/B-6)

Berita Terbaru