Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Solok Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

AMAN Kobar Tolak Bangunan Sarang Walet di Kampung Tua Bersejarah

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 02 Maret 2017 - 13:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kotawaringin Barat menolak pembangunan gedung sarang burung walet di wilayah kampung tua yang mempunyai nilai sejarah. AMAN menilai pembangunan rumah walet di kawasan tersebut mengakibatkan identitas kampung menjadi hilang serta tempat bersejarah dan budaya akan terganggu nilainya.

"Kami menolak karena pembangunan itu menjadikan komunikasi sosial dan kehidupan sosial di lingkungan masyarakat terganggu. Dan lagi kampung Raja adalah kampung tua dan pemukiman padat. Jadi harus ada cluster di mana yang boleh dan tidak boleh dibangun," kata Ketua AMAN Kotawaringin Barat, Mas Mardani, Kamis (2/3/2017).

Menurutnya wajar ada penolakan pembangunan rumah walet, seperti salah satunya di Gang Karet, Kelurahan Raja, karena di sana merupakan kawasan budaya.

AMAN Kobar juga menilai, keberadaan bangunan walet tersebut tidak ada kontribusinya buat penduduk sekitarnya. Bahkan malah merugikan, karena menjadikan kawasan pemukiman lembab, menakutkan, dan saat ibadah warga terganggu suara speaker walet.

"Nyamuk, hilangnya komunikasi sosial dan kehidupan sosial masyarakat, lembab, horor, suara azan dan suara orang berdoa kalah dengan speaker walet," keluh Mardani.

Ia berharap bagi pengusaha walet yang sudah terlanjur membangun dapat memberikan kontribusi buat masyarakat sebagai CSR di radius beberapa meter. Dan jangan memberikan kepada lurah, karang taruna dan lembaga karena rawan korupsi.

Selain itu ia memandang perlu mempercantik bangunan untuk memperindah kota. Dan bagi rencana pembangunan, pemerintah harus menerapkan aturan yang ketat bahwa kota tidak boleh dibangun sarang walet untuk menjaga hubungan sosial masyarakat dan tata ruang kota yang bagus.

"Ketegasan pemerintah bisa dalam bentuk perda dan revisi perda sebelumnya yang banyak menguntungkan investor, tapi tidak memperhatikan kehidupan sosial masyarakatnya," tegas dia. (KOKO SULISTYO/B-10)

Berita Terbaru