Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

RSPO Lihat Aktivitas Pelepasliaran Orangutan di Pulau Salat

  • Oleh Roni Sahala
  • 01 Mei 2017 - 13:54 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) berjanji mengangkat aktivitas di Pulau Salat sebagai lokasi untuk pra pelepasliaran orangutan pasca menjalani program reintroduksi. RSPO bersama petinggi PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSSMS) dan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOSF) melakukan perjalanan ke wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah itu, Senin (1/5/2017).

Agenda RSPO ke Pulau Salat untuk melihat langsung bentuk kerja sama PT SSMS Tbk., dan BOS dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Pulau Salat merupakan lokasi untuk pra pelepasliaran orangutan pasca menjalani program reintroduksi.

"Kegiatan ini untuk melihat langsung program tersebut di lapangan. Kita angkat agar diketahui publik bagaimana kepeduliaan perusahaan sawit dalam pengelolaan lingkungan," kata Direktur RSPO Indonesia Tiur Rumondang kepada pers, di Pulang Pisau.

RSPO melakukan kunjungan ke sana karena pulau itu merupakan bukti nyata perusahaan sawit yang benar mampu untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan.

Seperti diketahui Pulau Salat merupakan lahan yang dibebaskan dari masyarakat, menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT SSMS Tbk, salah satu perusahaan milik pengusaha asal Kalteng, Haji Abdul Rasyid AS. Pulau itu kemudian dikelola oleh BOSF untuk pra pelepasliaran orangutan ke alam habitatnya.

Sebelumnya, CEO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, Vallauthan Subraminam mengatakan, masih banyak peluang yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan hutan di kawasan PT SSMK Tbk, khususnya untuk pelestarian orangutan.

"Ini bentuk kepedulian perusahan kita, untuk berbuat bagi kelestarian lingkungan supaya dapat terpelihara hingga masa yang akan datang," ujar Vallauthan, di lokasi pra pelepasliaran orangutan di Pulau Salat, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (5/4/2017).

Vallauthan menyebutkan, upaya penyelamatan orangutan di Kalteng membutuhkan kawasan hutan cukup besar. Untuk itu, Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) telah bekerja bersama dengan PT SSMS Tbk dalam mengelola lahan berhutan seluas 2.100 hektare di Pulau Salat.

"Dalam hal ini juga kita didukung Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau untuk mengusahakan seluruh kawasan ini termanfaatkan dengan baik dan maksimal," sebutnya. (RONI SAHALA/N).

Berita Terbaru