Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Buton Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

PT Sinarmas Agro Ingin Impor Bibit Sawit Dikaji Ulang

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 Mei 2017 - 12:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) mengusulkan praktik impor benih kelapa sawit dapat ditinjau kembali karena pasokan bibit dari dalam negeri sudah cukup berdasarkan kualitas dan kuantitas.

"Mutu bibit lokal tidak kalah dari produk impor, bahkan berkualitas premium. Apalagi, harga benih dalam negeri tidak berbeda dari produk luar negeri," kata Direktur Utama PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMART), Daud Dharsono, di Jakarta, Rabu (24/5/2017).

Sedangkan Kepala Divisi Produksi Tanaman dan Bioteknologi SMART, Tony Liwang, menilai keran impor bibit sawit dulu dibuka dengan alasan globalisasi.

"Kebutuhan benih sawit nasional mengalami penyesuaian dari tahun ke tahun dan cenderung turun. Tren penjualan benih sawit secara nasional turun nyaris 20% per tahun," papar dia.

Tahun lalu, lanjut Tony, penjualan hanya 70 juta hingga 80 juta kecambah, padahal pada 2015 masih 100 juta kecambah. 

"Puncak penjualan terjadi pada 2012 yang mencapai 170 juta kecambah," ujar Tony.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor bibit sawit cenderung menurun dalam empat tahun terakhir. Pengapalan bibit sawit ke Indonesia selama 2013 hingga 2016 secara berturut-turut sebesar 3.247,2 ton, 3,7 ton, 1,5 ton dan 2,1 ton.

Perusahaan tersebut juga berhasil mengembangkan dua material tanaman yang mampu meningkatkan produktivitas perkebunan sawit ke level tertinggi yang diberi nama Eka 1 dan Eka 2.

Pada usia dewasa yang optimal, Eka 1 berpotensi menghasilkan CPO sebanyak 10,8 ton per hektare per tahun dengan tingkat ekstraksi atau oil extraction rate (OER) 32% pada usia dewasa dalam kondisi tanam optimal. Adapun, Eka 2 memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi 13 ton per hektare per tahun dan tingkat ekstraksi minyak 36%, sedangkan OER Sinar Mas Agro saat ini 25%. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru