Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Warga Dusun Cempedak Kobar Dambakan Kesejahteraan

  • Oleh Cecep Herdi
  • 27 Mei 2017 - 14:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Warga Dusun Cempedak, RT 33, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sudah mendambakan kesejahteraan sejak puluhan tahun. Seperti infrastruktur jalan, listrik, dan air bersih. Namun hingga saat ini, kondisinya masih menghawatirkan.

Sebanyak 13 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penghuni berkisar 45 orang tersebut sudah menempati dusun ini sejak 80 tahun lalu. Keberadaannya saat ini tidak jauh dari jantung Kota Manis Pangkalan Bun. Kurang lebih 10 menit saja perjalanan menggunakan sepeda motor dari kantor Bupati Kobar dan pusat kota.

Namun, keberadaan yang sangat dekat dengan Jantung Ibu Kota Kabupaten tidak menjamin kemajuan tapi justru sebaliknya, kondisinya sangat memprihatinkan.

"Kampung ini sudah ada jauh sebelum transmigrasi. Namun kondisinya masih memprihatinkan," kata Wendy Soewarno, mewakili Dewan Adat Dayak (DAD) dan Barisan Ketahanan Masyarakat Dayak (BATAMAD) Kobar, di PangkaIan Bun, Sabtu (27/5/2017).

Ia berharap Pemerintah Daerah Kotawaringin Barat (Kobar) memberikan perhatian kepada warga Kampung Cempedak Gang Kalui, kurang lebih 100 meter dari Bundaran Pangkalan Lima.

Ia menuturkan, tatkala warga kampung lain menikmati jalan yang bagus, penerangan listrik yang cukup dan bantuan sumur dari pemerintah. Ternyata warga dusun Cempedak yang notabene masyarakat asli dayak setiap kali mau pergi ke luar dusun harus berjibaku dengan lumpur.

"Belum lagi jika ada warga yang sedang sakit dan harus dibawa berobat ke kota. Bahkan, pada malam hari tidak terlihat sedikitpun ada tanda-tanda kehidupan," katanya.

Pada era serba canggih ini, masih ada perkampungan yang ketika malam hari masih memakai lampu tempel (teplok) dan warganya mengambil air sejauh 800 meter dari sumur kecil di pinggir sungai. Bukan hanya berhenti di situ, setiap kali ada warga yang sakit mereka dibuat bingung karena jalan tidak bisa dilalui.

Seperti disampaikan nenek Ondong, (80), salah satu warga Kampung Cempedak yang dilahirkan di sana. Ia hanya bisa pasrah dan berharap kepada pemerintah agar jalan kampungnya diperbaiki dan dialiri listrik.

"Jalan mesti bagus, listrik mesti ada. Kalau sakit uyuh am kalau hendak berobat". Ucap nenek Ondong, (80) saat ditemui awak media.

Sebagai putra daerah, Wendy juga berharap kepada Pemda Kobar agar benar-benar mendengar keluhan dan kesedihan warga Kampung Cempedak. Karena sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang sah, mereka juga berhak mendapatkan perlakuan seperti layaknya warga di kampung - kampung lain.

"Semoga dengan hadirnya Bupati yang baru, akan mampu memberikan pelayanan secara merata. Warga hanya meminta perbaikan jalan, listrik dan air bersih," harapnya. (CECEP HERDI/N).

Berita Terbaru