Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wali Kota Minta Masyarakat Tidak Remehkan Ilmu Komunikasi

  • Oleh Testi Priscilla
  • 11 Juni 2017 - 04:30 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) baru saja membuka Program Studi Ilmu Komunikasi di bawah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). Wali Kota Palangka Raya, HM Riban Satia memang menjadi salah satu Dekan pada fakultas ini sehingga tida mengherankan jika ia hadir dalam Buka Puasa Bersama Prodi Ilmu Komunikasi Falultas Fisip di Panti Asuhan Al Amin Palangka Raya, Sabtu (10/6/2017).

Dalam kesempatan tersebut ia meminta agar masyarakat tidak meremehkan atau mengecilkan arti prodi Ilmu Komunikasi ini. Karena selain komunikasi merupakan elemen yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, keberadaannya yang baru juga bukan hal sepele untuk perkembangan dunia pendidikan di Kalimantan Tengah.

"Kita lihat di daerah lain peran orang-orang komunikasi ini sangat besar. Makanya kita harus mempersiapkan dari sekarang. Makanya FISIP di Kalimantan Tengah ini kan khususnya Universitas di Kalteng ini tidak ada yang punya Ilmu Komunikasi, baru Muhammadiyah ini," ungkap Riban Satia saat diwawancarai usai kegiatan.

Walaupun bukan universitas negeri, lanjut Riban, namun UMP sudah mulai mengambil peran. Peran yang besar mengingat ini merupakan pertama kalinya ada di Kalteng.

"Saya yakin pasti banyak celetukan bahwa prodi ini akreditasinya masih C. Saya katakan, tidak ada perguruan tinggi begitu diberi ijin operasional oleh menteri langsung akreditasinya A, tidak ada," tegas Riban.

Wali kota dua periode ini menyebut bukti berdasarkan pengalaman UMP mendirikan Magister Administrasi Publik yang cikal bakalnya memang dari FISIP. Hanya salam satu setengah tahun operasional menurut Riban, pihaknya sudah berani ikut uji akreditasi dan mendapatkan akreditasi B.

"Apalagi kalau Ilmu Komunikasi levelnya hanya S1, yang magister saja kita bisa apalagi yang ini," pungkasnya.

Sementara terkait tenaga pengajar Riban mengaku berpegang pada prinsif "tak ada rotan akar pun jadu" yang merupakan penyemangat.

"Tapi kita tetap berusaha cari tenaga pengajar yang sudah senior yang memang dasarnya orang komunikasi jadi kita berusaha menjaga kredibilitas, kualitas dan sustainable sistemnya ke depan. Harapan kita tentu masyarakat mendukung, bukannya meremehkan," tutupnya. (TESTI PRISCILLA/B-5)

Berita Terbaru