Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Tim Rudy Kebut Penyelesaian Power Plant

  • Oleh Nazir Amin
  • 14 Juli 2017 - 13:52 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kesibukan Rudy Ferdinand Bokslag dan tim makin bertambah. Head of Downstream Project CBI Group itu, sedang menyelesaikan pembangunan power plant untuk Kawasan Industri Surya Borneo Industri (SBI), di Tempene, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Proyek downstream CPO milik pengusaha H. Abdul Rasyid AS itu, akan digerakkan oleh pembangkit listrik sendiri berkekuatan 30 Mega Watt.

"Kami, sudah selesai bongkar boilernya yang datang dari India. Turbinnya akan tiba tanggal 19 Juli 2017 ini. Kami ngebut menyelesaikan pembangunan power plant untuk Kawasan Industri SBI di Tempene, Kumai ini," kata Rudy F. Bokslag kepada Borneonews, Jumat (14/7/2017).

Rudy memperlihatkan foto saat Kapal Panagia dari Ukraina sedang membongkar boiler dari India di Jetty Kawasan Industri SBI, di Tempene, Kumai, untuk power plant PT. SBI, beberapa waktu lalu. Boiler adalah alat untuk memanaskan air menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Panas hasil pembakaran dialirkan ke air sehingga menghasilkan steam, atau uap air bertemperatur tinggi.

Jadi, boiler berfungsi memproduksi steam (uap) yang dapat digunakan untuk proses atau kebutuhan selanjutnya. Steam dapat digunakan untuk menjaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi dan proses evaporasi pada evaporator. Umumnya bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler yaitu batu bara, gas, dan bahan bakar minyak.

"Untuk Kawasan Industri SBI, CBI Group itu, pemanasan boilernya menggunakan bahan bakar 70% biomass dan 30% batu bara," kata Rudy Bokslag.

Biomass ini mempunyai kalori  tinggi yang akan digunakan sebagai bahan bakar boiler. Uap air bertemperatur dan bertekanan sangat tinggi ini akan digunakan untuk memutar turbin yang menghasilkan listrik. Sesudahnya uap air ini akan diektraksi yang selanhutnya digunakan dalam refinery dan fractionation plant.''''

Sebagai pemilik kawasan perkebunan kelapa sawit melalui PT Sawit Sumbermas Sarana, dan jaringan Citra Borneo Indah (CBI) Group, kebutuhan biomass bisa dipenuhi. Limbah dari aktivitas produksi pabrik kelapa sawit (PKS), dapat berupa padatan maupun cair, volumenya sangat besar. Limbah ini memiliki nilai kalor cukup tinggi, yang pemanfaatannya akan menghasilkan bahan bakar.

30 Mega Watt

Rencananya, CBI Group akan membangun power plant berkekuatan 30 Mega Watt (MW), untuk operasionalisasi Kawasan Industri SBI di Tempene, Kumai. Dalam rancangan besarnya, pembangunan pembangkit listrik itu, terbagi dalam 2x7,5 MW, yang diselesaikan masing-masing Desember 2017, dan April 2018. Setelah itu, menyusul nanti 1x15 Mega Watt, untuk kebutuhan lebih besar.

Dengan jadwal ketat yang disusun, Rudy memastikan, pembangunan pembangkit listrik sendiri itu, bisa dituntaskan sesuai jadwal. Ayah tiga anak itu, menyebutkan, energi listrik dari power plant, bisa menggerakkan seluruh aktivitas proyek downstream di atas lahan seluas 100 hektare di Tempene itu.

Dari literatur yang ada bisa disebutkan, power plant umumnya diartikan pabrik pembangkit (listrik). Listrik dibangkitkan dari generator yang berfungsi mengubah energi mekanik, atau putaran rotor menjadi energi listrik.

Energi mekanik yang memutar rotor generator itu biasanya berasal dari kopling yang terhubung ke poros mesin penggerak (prime mover). Ini bisa berupa mesin diesel, turbin uap, turbin gas, tergantung dari bahan bakar yang digunakan. Mesin diesel dan turbin gas dapat beroperasi dengan sendirinya (stand-alone), tanpa banyak memerlukan bantuan mesin lain.

Tetapi turbin uap memerlukan bantuan boiler yang mengubah air menjadi uap kering pada temperatur sekitar 400 Deg-C dan tekanan bisa di atas 60 BarG, untuk memperoleh sumber uapnya.

Setelah uap tekanan tinggi terbentuk, dialirkan ke turbin uap supaya memutar porosnya menjadi energi mekanik yang nantinya dihubungkan ke poros generator listrik. Terjadi konversi energi dari energi BBM, batu bara, atau lainnya, menjadi energi mekanik yang selanjutnya diubah menjadi energi listrik.

Untuk daerah

Proyek downstream CBI Group bisa dibilang bagian dari tekad kuat Haji Abdul Rasyid AS untuk membangun daerah ke arah lebih maju dan berkembang. Dalam berbagai kesempatan, owner PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dan Citra Borneo Indah Group itu, menyebutkan obsesinya mensejahterakan masyarakat.

"Perusahaan tidak boleh mengejar keuntungan semata. Perusahaan harus bertekad kuat meningkatkan taraf hidup masyarakat," kata H. Abdul Rasyid dalam acara penanaman perdana kelapa sawit plasma swadaya masyarakat, yang diinisiasi PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Rabu (21/6/2017).

Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, meresmikan program kemitraan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, yang dihadiri Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang itu. Juga ada dua anggota DPR RI asal Kalteng, H. Hamdhani dari Partai NasDem, dan Rahmat Hamka Nasution (PDI Perjuangan). Lalu, Bupati Kobar Hj. Nurhidayah, dan wakilnya Ahmadi Riansyah, yang bertindak selaku tuan rumah. Selain itu, ada sejumlah pejabat Pemprov Kalteng, dan beberapa kepala daerah, bupati, atau wakilnya.

Megaproyek yang tengah dibangun di Tempene, Kecamatan Kumai, bukti nyata pengusaha asli daerah itu, berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kawasan Industri SBI itu, kelak akan menampung belasan ribu tenaga kerja, sehingga dipastikan bakal mengurai daftar panjang tingkat pengangguran.

Kawasan Tempene, wilayah strategis untuk Kawasan Industri yang sedang dikembangkan CBI Group. Lokasinya dekat dengan pelabuhan, sehingga memudahkan arus distribusi. Hilirisasi industri Crude Palm Oil (CPO) itu, kelak akan menghasilkan berbagai barang industri berdaya saing tinggi untuk kebutuhan ekspor ke berbagai belahan bumi.

"Kita ingin bahan baku yang ada di sini di Kotawaringin Barat, semuanya kita olah menjadi produk yang sudah jadi. Kita masuk refinery, kita masuk biodisel, kita masuk olio, dan sebagainya," kata H Abdul Rasyid AS saat mengajak Direktur BNI Putrama Wahyu Setyawan berkeliling meninjau pembangunan PT Surya Borneo Industri (SBI) di Sungai Tempenek, Rabu (10/5/2017).

Owner Citra Borneo Indah (CBI) Group) dan PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk itu, ingin Kobar tidak hanya menjadi wilayah penyuplai CPO. Tetapi menjadi daerah pengekspor produk jadi berbagai turunan minyak kelapa sawit. Itu artinya, Haji Abdul Rasyid AS itu, akan menggeluti bisnis sawit dari hulu sampai ke hilir.

"Kita di sini ada pelabuhan, ada tenaga kerja, dan bahan baku kita melimpah. Pembangunan refinery dan fractionation menjadi awal terciptanya kawasan industri di Kobar. Kita sama-sama berdoa saja," katanya. (NAZIR AMIN/B-2).

Berita Terbaru