Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sorong Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ekspor Minyak Sawit Indonesia Capai 16,60 Juta Ton

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 Agustus 2017 - 09:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan tingginya permintaan di pasar global membuat ekspor minyak sawit nasional pada semester I tahun ini mencapai 16,60 juta ton, atau naik 32,80% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 12,50 juta ton.

"Semester I tahun ini terjadi lonjakan permintaan dari negara-negara tujuan utama ekspor, yakni India, Tiongkok, Uni Eropa (UE), dan Amerika Serikat, serta dari Afrika dan Bangladesh. Ekspor minyak sawit itu mencakup minyak sawit mentah (CPO) serta minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO) dan turunannya, termasuk oleokimia dan biodiesel," kata Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan, di Jakarta, Kamis (24/8/2017).

Fadhil mengatakan, pada semester I tahun ini, volume ekspor minyak sawit mencapai 16,60 juta ton, sedangkan pada periode yang sama 2016 tercatat 12,50 juta ton.

"Kinerja ekspor minyak sawit Indonesia ke negara tujuan utama mengalami pertumbuhan positif, kecuali ke Pakistan. Ekspor pada semester I 2017 ke Pakistan terkoreksi 5% menjadi 1,05 juta ton dari periode yang sama 2016 sebesar 1,10 juta ton, penurunan ekspor juga terjadi ke negara-negara Timur Tengah," papar dia.

Sedangkan ekspor minyak sawit Indonesia ke India pada semester I 2017 tumbuh signifikan sebesar 43% dari periode yang sama 2016, yakni dari 2,60 juta ton pada semester I 2016 menjadi 3,80 juta ton. Kenaikan yang cukup signifikan juga dicatatkan oleh negara-negara UE.

"Meski tengah melancarkan hambatan dagang dengan menerbitkan resolusi Parlemen Eropa pada Maret lalu, kinerja ekspor ke UE pada semester I 2017 masih mencapai 2,70 juta ton dibandingkan periode yang sama 2016 sebesar 1,90 juta ton," ujar Fadhil.

Fadhil menambahkan, pertumbuhan ekspor minyak sawit Indonesia selama semester I 2017 juga terjadi ke negara-negara Afrika sebesar 36,50%, ke Bangladesh melonjak 29%, ke Amerika Serikat meningkat 27%, dan Tiongkok yang naik 18%. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru