Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Keerom Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Setelah Operasi Patah Tulang Kaki di Rumah Sakit, Zaki Meninggal Dunia!

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 05 Oktober 2017 - 14:25 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Mendung menggelayuti rumah kediaman Muhammad Zaki Pratama (8), murid SD Negeri Mendawai 1, Pangkalan Bun yang menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani operasi perbaikan struktur tulang kakinya yang patah di Rumah Sakit Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, Rabu (4/10/2017).

Muhammad Zaki Pratama atau biasa dipanggil Zaki sebelum dibawa ke rumah sakit dan sebelum memasuki ruang operasi nampak ceria, segar dan tidak mengeluhkan kondisi kesehatannya.

Pihak keluarga merasa heran, hanya lantaran operasi patah tulang kaki bisa membawa akibat fatal dan berakhir dengan meninggalnya Zaki sesaat setelah operasi dilaksanakan.

Kepada Borneonews, Debi Hari Priadi (31), ayah Zaki menuturkan kemalangan yang dialami anak tunggalnya itu. Musibah bermula dari kecelakaan yang menimpa anaknya beberapa bulan lalu sehingga menyebabkan anaknya mengalami patah tulang kaki sebelah kiri.

Saat itu Zaki sempat di bawa ke rumah sakit yang sama dan mendapat perawatan serta di gips kakinya.

Seiring berjalannya waktu, Zaki hanya menjalani perawatan tradisional dan ia sudah bisa bersekolah walaupun berjalan agak terpincang. Pada suatu kesempatan salah seorang guru Zaki menyarankan kepada ayahnya agar Zaki mendapat penanganan medis agar ia dapat berjalan normal.

"Saran guru Zaki ada benarnya karena kasihan kalau sampai dewasa ia berjalan pincang sehingga saya berkonsultasi dan melakukan ronsen di rumah sakit swasta," papar Debi Hari Priadi, di kediamannya seusai pemakaman Zaki, Kamis (5/10/2017).

Berbekal hasil rontgen tersebut, Debi berkonsultasi dengan pihak Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun yakni ahli bedah tulang. Hasil konsultasi struktur tulang Zaki bisa diperbaiki dengan menjalani operasi.

Setelah mendapat penjelasan dari ahli bedah tulang, Debi memutuskan untuk mengoperasi anaknya dengan pertanggungan BPJS. Dan operasi dijadwalkan pada Rabu (4/10/2017) pukul 09.00 WIB pagi. "Jadwal operasi molor harusnya pagi jam 09.00 WIB operasi baru dilaksanakan pukul 14.00 WIB siang harinya, alasan dokter saat saya tanyakan baru sterilisasi pen, " imbuhnya.

Setelah hampir empat jam menjalani operasi sekitar pukul 16.30 WIB Zaki keluar dari ruang operasi dan menuju ruang ICU. Namun sebelum itu, Debi diinstruksikan untuk menebus darah di Bank Darah RSUD SI namun pesanan darah juga tak kunjung datang. Sesaat setelah itu ia dikabarkan pihak rumah sakit untuk memintanya mendampingi Zaki dan mengajaknya untuk ngobrol. Saat itu, Zaki masih mengenalinya dan masih memanggilnya.

"Masih mengenali saya ia memanggil ayah, mama kepada kami, namun setelah itu datang perawat membawa tabung oksigen dan memindahkan anak saya. Saat itu dan saya sudah panik dan di dalam kepala saya sudah mikir yang tidak-tidak, " ujarnya.

Dan tidak berapa lama kemudian mereka mendapat kabar bahwa kondisi Zaki sudah kritis dan beberapa menit kemudian Zaki sudah meninggal dunia. "Saya sempat melihat Zaki diberikan pertolongan dengan ditekan menggunakan tangan pada bagian jantungnya, hingga akhirnya Zaki dinyatakan meninggal setelah 40 menit paska-operasi," pungkas Debi.

Sementara itu, Plt Direktur RSUD Sultan Imanudin, drg Fauzan saat dikonfirmasi Borneonews melalui pesat singkat dan telepon belum merespon atau membalasnya. Padahal sebelumnya, ia menjawab SMS dan mengatakan sedang rapat dan apa yang bisa dibantu. Namun saat dijawab bahwa ingin konfirmasi terkait meninggalnya pasien setelah menjalani operasi patah tulang kaki tidak ada jawaban bahkan berkali-kali telepon Borneonews tidak diangkat. (KOKO SULISTYO/B-5)

Berita Terbaru