Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Batanghari Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Melirik Geliat Austindo Nusantara Jaya

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 15 November 2017 - 11:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk menargetkan dua pabrik di Papua Barat dan Jawa Timur dengan total investasi senilai US$29,4 juta dapat selesai pada 2018.

Pabrik pertama perusahaan dengan kode emiten ANJT ini merupakan fasilitas pengolahan minyak kelapa sawit (CPO), minyak kernel sawit (PKO), dan sagu di Papua Barat yang menelan investasi sekitar US$23 juta.

Pembangunan pabrik berkapasitas 90 ton per jam itu sudah dimulai sejak September 2017. Fasilitas pengolahan CPO dan PKO tersebut diperkirakan dapat rampung pada kuartal III/2019 untuk memproses produksi tandan buah segar (TBS) perdana milik perusahaan di Papua.

Adapun pabrik kedua merupakan pengolahan edamame di Jawa Timur yang menyerap investasi senilai US$6,4 juta. Fasilitas ini dibangun mulai Oktober 2017 dan diharapkan dapat melakukan ekspor perdana edamame beku pada paruh pertama 2019 setelah mendapat sertifikasi keamanan pangan.

Kendati pembangunan pabrik baru dimulai pada September 2017, serapan belanja modal perusahaan untuk perkebunan kelapa sawit dan sagu di Papua Barat sudah tinggi. Per Agustus 2017, lebih dari 60% anggaran digunakan dalam pengembangan perkebunan di Papua Barat dan peremajaan kebun di Pulau Belitung.

Pada kuartal IV/2017, penyerapan belanja modal diperkirakan semakin meningkat seiring dengan pembangunan kedua pabrik. Volume pengolahan semakin tumbuh akibat penambahan pasokan baru produk kelapa sawit.

Sampai akhir tahun ini, perusahaan menargetkan penambahan produksi TBS menjadi 738.000 ton, CPO 211.000 ton, dan PKO 31.874 ton. Jumlah tersebut meningkat dari realisasi per September 2017 masing-masing sejumlah 515.263 ton, 149.672 ton, dan 30.421 ton.

Peningkatan pasokan produk kelapa sawit sangat didukung oleh kondisi cuaca. Pada 2016, efek cuaca kering akibat El Nino kian mereda dan semakin kondusif pada tahun ini.

Pundi-pundi perusahaan semakin menebal ketika harga minyak kelapa sawit global terangkat. Harga jual rata-rata CPO perusahaan per September 2017 mencapai US$617 per ton, naik 6,75% secara tahunan dari sebelumnya US$578 per ton.

Sedangkan analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, mengatakan akhir tahun ini, produksi pangan termasuk CPO dan produk sawit turunannya terbilang meningkat. Hal itu lantaran kondisi iklim dan cuaca yang relatif stabil dan kondusif sehingga dapat memberikan dampak positif.

"Pastinya, ANJT akan memaksimalkan momentum tersebut dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan produksi mereka," kata Nafan dalam risetnya di Jakarta, Rabu (15/11).

Nafan merekomendasikan beli untuk saham ANJT. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru